BANTU TUNTASKAN MASALAH KARTU KREDIT / KTA TANPA BANYAK UANG!!!!!!!!!! TANPA TIPUAN!!!!!!!!!! TANPA KEBOGONGAN!!!!!!!!!!!!!!!!! MURNI............LEGAL........JUJUR...........TERPERCAYA..........DAN BERTANGGUNGJAWAB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! PERTAMA DAN SATU-SATUNYA DI INDONESIA.....!!!!!!!!!!!!!!!!!! TANYAKAN PADA DIRI ANDA..................... MENGAPA ANDA HARUS BINGUNG DALAM MENGATASI PERMASALAHAN KARTU KREDIT ANDA ??????? Sedangkan banyak orang yang memiliki permasalahan yang sama dengan Anda dapat TERBEBAS dari masalah tersebut setelah mendapatkan Solusi Dahsyat dari Kami APAKAH ANDA MAU TAHU SOLUSINYA???? "SEKARANG, ANDA Bisa Mendapatkan Solusi Jitu tentang bagaimana cara Mengatasi tagihan Kartu Kredit yang terus membengkak, dalam Sebuah Solusi Yang AMPUH Dan DAHSYAT, Lebih PRAKTIS Dan Lebih MUDAH Dari Yang ANDA Bisa Bayangkan..” Pernahkah Anda bisa membayangkan ada konsultan dari suatu badan hukum yang mana mereka bisa dengan mudah mengatasi semua permasalahan mulai dari kartu kredit atau kredit tanpa agunan bahkan dalam pelayanan hukum pidana atau perdata mulai dari * Hutang piutang * Kriminal * Sengketa Tanah * Perjanjian * Perburuhan * Korupsi Perlu Anda ketahui bahwa banyak sekali perusahaan atau jasa konsultan semacam ini di luar sana, Tetapi apakah mereka dalam mengatasi permasalahan tersebut melakukannya dengan cara yang LEGAL? bahkan banyak sekali yang MENIPU dan memberikan INFORMASI PALSU!!!!!!!!!!!!! Maukah Anda menjawab 2 pertanyaan di bawah ini yang BISA membuat Anda terbebas dari semua permasalahan Anda ? - Bagaimana jika Kami tawarkan untuk mengabaikan semua tagihan, bunga, cicilan Kartu kredit/KTA Anda dan memberikan solusi yg dapat membebaskan Anda dari JERAT HUTANG??? - Bagaimana jika Kami tawarkan pada Anda, agar semua tagihanbiasa berupa telpon, intimidasi, ancaman dari bank/kolektor "DIALIHKAN" kpd KAMI yg akan memproses hingga selesai, sehingga Anda bisa nyaman dan bisa bernafas lega??? Apakah Anda mau tahu caranya? Jika jawaban Anda adalah "Ya" maka tentunya Anda akan mempercayakan pada Kami untuk mengatasi permasalahan tersebut Coba jawab dengan jujur ya... * Apakah ANDA atau teman/kerabat anda, ada yang kartu kreditnya bermasalah??? * Apakah ANDA sdh pernah negosiasi dengan pihak BANK penerbit kartu kredit/KTA tapi gagal atau bahkan ditolak dengan alasan yg berbelit-belit/tdk jelas? Apakah anda terbiasa melakukan transaksi GESTUN GESEK TUNAI ???????!!!!!!!!! * Apakah anda merasa sudah bertahun-tahun melakukan pembayaran minimum tiap bulan, tapi tagihan anda tersebut tidak lunas-lunas? Apakah anda terbiasa melakukan pembayaran dengan system ROLLING Tagihan anda dibayar oleh pihak ke tiga sesuai tagihan, kemudian kartu anda di GESEK kembali sesuai jumlah yang dibayarkan. Sedangkan anda hanya membayar surcharge 3 % ????????????? Catatan Langkah ini justru menjebak anda dan membawa anda pada "bencana keuangan". Sadar atau tidak, pinjaman anda bukannya LUNAS........justru semakin membengkak!!!!!!!!!! Sudah Ratusan bahkan Ribuan nasabah terjebak dan terlilit utang yang tak kunjung selesai, bahkan harus jual aset hanya untuk menutupi UTANG KARTU KREDIT yang tak kunjung LUNAS.......... * Apakah anda merasa keberatan dengan bunga kartu kredit yang selalu muncul setiap kali anda tidak melakukan pembayaran FULL semua tagihan kartu kredit anda? * Apakah tagihan anda membengkak hingga ratusan juta rupiah, sehingga anda merasa anda tidak sanggup lagi untuk membayarnya? ATAU … * Apakah kartu kredit/KTA Anda TIDAK bermasalah, TETAPI ANDA TIDAK ingin menggunakannya lagi??? STOP !! SEKARANG, KAMI akan berikan SOLUSINYA untuk ANDA!!!…….. Mulai HARI INI, Kami akan bantu masalah Anda secara LEGAL dan sampai TUNTAS Manfaat dan Keuntungan apa yang bisa Anda dapatkan 1. Anda akan merasa AMAN karena dilindungi oleh Lembaga yang BENAR dan BERTANGGUNG JAWAB karena kepengurusan Kartu Kredit / KTA dilimpahkan pada Kantor kami 2. Anda tidak akan di Blacklist oleh Bank 3. Anda Tidak perlu dikejar Rasa Takut atau bersalah jika Tidak membayar Hutang, Karena seluruh Hutang akan kami selesaikan sampai TUNTAS 4. Dalam waktu 120 hari kasus Kartu Kredit / KTA anda dijamin akan selesai karena dalam track record kami tidak pernah ada yang gagal sekali solusi yang kami tawarkan.......... yang terpenting dan utama, bahwa sistem kerja kami RESMI dan LEGAL..... 6. Klien kami secara formal dan legal, akan mendapat surat RESMI DARI BANK bahwa masalahnya telah selesai Anda Tidak Perlu Ragu, Khawatir atau Takut untuk mengambil tindakan sekarang juga, karena Kantor kami adalah PERTAMA dan SATU SATUNYA MEDIATOR PERBANKAN RESMI di Indonesia serta Lembaga yang Terpercaya menangani Hutang Kartu Kredit / KTA secara "LEGAL" . Hingga kini Ribuan Keluhan dan Masalah Nasabah yang terlilit Hutang Kartu Kredit / KTA sudah kami atasi dan sampai saat ini sudah dapat hidup dengan nyaman. SILAKAN Hubungi Kami SEKARANG JUGA !! dan Kami akan Bantu Anda sampai TUNTAS dan LEGAL!!! INFO PENTING…..!!!!! GRATIS KONSULTASI APABILA ANDA MENGALAMI KENDALA DAN BERMASALAH DENGAN PERBANKAN KHUSUSNYA TAGIHAN KARTU KREDIT DAN KTA…….. SEGERA HUBUNGI !!!!!!! 1. Andy Kurniawan,SH Managing Direktur Mediasi Pratama telp 0812 3237 8800 / 0857 3311 1988 PIN BB 21567E37 2. Putri Manager Operasional telp. 031-9144 8788 031-7729 7000 PIN BB 2768F206 3. Jeanne 031-9260 9930 PIN BB 2256FF97 INGATTT!!!!!!!!!! JANGAN PERCAYA TERHADAP 1. Janji diskon antara 70 s/d 90 % JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!! 2. Janji PEMUTIHAN JELAS-JELAS PENIPUAN!!!!!!! Bank tidak pernah ada program tersebut!!!!!!!!! 3. Janji Proses LEGAL 4. AWAS janji “OKNUM PENGACARA” yang mampu menyelesaikan kartu kredit anda. 5. Janji bebas black List Bank Indonesia 6. Debt Colector yang meneror Jangan pernah takut dengan Debt Colector 7. Informasi kalau kartu kredit di asuransikan Ini informasi penipuan dan palsu!!!! Terhadap penawaran iklan jasa penyelesaian kartu kredit lewat SMS atau Media cetak!!!!!! pelajari terlebih dahulu dan cari pendapat dari kantor lain sebelum anda kerjasama dengan jasa tersebut BANYAK SEKALI INFORMASI PALSU DAN MENIPU……………..!!!!!!!! SEGERA KONSULTASIKAN MASALAH ANDA KEPADA KAMI!!!!!!!! GRATIISSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! MEDIASI PRATAMA WEB Telp / fax 031- 849 3040 Kompleks Ruko Surya Inti Permata Blok F 6-7 lantai 3 Jl. Jemur Andayani Kav 50, Surabaya. komentar ► 2014 3
RollingKartu Kredit, Rolling Kartu Kredit Sidoarjo, Rolling Kartu Kredit Di Sidoarjo, Jasa Dana Sidoarjo, East Java, Indonesia 61215 087851143559 xl, Rolling Kartu Kredit, Rolling Kartu Kredit Sidoarjo - Home
ArticlePDF Available AbstractKartu kredit merupakan salah satu pendukung dan pemicu percepatan budaya baru. Lembaga keuangan khususnya perbankan berlomba untuk memberikan berbagai fasilitas produk yang menunjang gaya hidup masyarakat modern tersebut, yaitu dengan memberikan penawaran produk kartu kredit yang didalamnya terdapat berbagai macam kemudahan serta keuntungan. Pada hakikatnya masyarakat yang memiliki kartu kredit cenderung konsumtif karena menganggap bahwa uang yang didapat adalah miliknya sendiri padahal uang tersebut merupakan titipan dari pihak bank yang mengambil keuntungan dari penggunaan kartu kredit berupa angsuran, bunga, dan administrasi lain. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan cara masyarakat dalam menggunakan kartu kredit yang dapat mempengaruhi pola konsumsi menjadi lebih boros demi memenuhi gaya hidup. Kaitan antara gaya hidup dan penggunaan kartu kredit terdapat pada penggunaan uang, perilaku masyarakat setelah diterbitkannya kartu kredit menjadi tidak transparan terhadap beban bunga dan cara memakai yang tidak ekonomis. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Sosiologi Dialektika DOI 72 Gaya hidup penggunaan kartu kredit masyarakat urban di Surabaya Lifestyle and the use of credit cards among urban people in Surabaya R. Nurcahya Pramuhadi Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga Surabaya, 60286, Jawa Timur, Indonesia E-mail of corresponding author Abstrak Kartu kredit merupakan salah satu pendukung dan pemicu percepatan budaya baru. Lembaga keuangan khususnya perbankan berlomba untuk memberikan berbagai fasilitas produk yang menunjang gaya hidup masyarakat modern tersebut, yaitu dengan memberikan penawaran produk kartu kredit yang didalamnya terdapat berbagai macam kemudahan serta keuntungan. Pada hakikatnya masyarakat yang memiliki kartu kredit cenderung konsumtif karena menganggap bahwa uang yang didapat adalah miliknya sendiri padahal uang tersebut merupakan titipan dari pihak bank yang mengambil keuntungan dari penggunaan kartu kredit berupa angsuran, bunga, dan administrasi lain. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan cara masyarakat dalam menggunakan kartu kredit yang dapat mempengaruhi pola konsumsi menjadi lebih boros demi memenuhi gaya hidup. Kaitan antara gaya hidup dan penggunaan kartu kredit terdapat pada penggunaan uang, perilaku masyarakat setelah diterbitkannya kartu kredit menjadi tidak transparan terhadap beban bunga dan cara memakai yang tidak ekonomis. Kata kunci gaya hidup; kartu kredit; perilaku konsumtif; kaum urban; transaksi ekonomi Abstract Credit cards are one of the facilitators and triggers of the acceleration of new cultures. Financial institutions, especially banks, are racing to provide varying facilities and products to support the lifestyle of modern society, namely by providing credit cards that offer a variety of facilities and advantages. People who have credit cards tend to be consumptive because they think that the money is theirs when the money is in fact a deposit from the banks taking profit from the use of credit cards in form of installment, interest, and administration fees. This study was designed as qualitative research to explore how people in Surabaya use their credit cards, which can result in a more extravagant consumption pattern to meet lifestyle demands. The connection between lifestyle and the use of credit cards is in the use of money. The study also finds changes in the credit card holders’ behavior after the issuance of the card. This is due to non-transparency of the interest expenses and uneconomical use of the card. Keywords lifestyle; credit card; consumptive behaviour; urbanites; economic transactions Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya secara terus menerus, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan dan tidak akan pernah puas. Kebutuhan manusia dapat terpenuhi salah satunya melalui kegiatan konsumsi, dimana konsumen akan mengalokasikan kekayaanya untuk pemenuhan kebutuhan. Konsumen mengonsumsi kebutuhan tersebut juga didasari faktor-faktor pendukung, yang mencakup pendapatan yang tinggi dan kebiasaannya atau gaya hidup setiap konsumen Setiadi 2008; Schiffman & Kanuk 2007; Sutriati et al. 2018; Fadila 2017. Seluruh lapisan masyarakat selalu menghambur-hamburkan, memboroskan, mengeluarkan, dan mengonsumsi kebutuhan yang paling kecil sehingga sangat penting untuk alasan yang sederhana karena berada dalam konsumsi kelebihan surplus konsumsi barang tambahan karena individu seperti masyarakat, merasa tidak hanya ada tetapi hidup dan konsumsi ini dapat berjalan sampai pada tahap kelesuan Baudrillard 2004. Sama halnya seseorang akan terus menambah proporsi konsumsinya sebanding dengan tingkat pertambahan dari penghasilan yang diterimanya sampai batas tertentu, penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi Jurnal Sosiologi Dialektika Vol. 15, No. 2, 2020, 73 karena pada dasarnya kebutuhan manusia akan makanan mempunyai titik jenuh. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin berkurang persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan. Pendapatan seseorang merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dengan kegiatan konsumsi, dikarenakan konsumsi berbanding lurus dengan pendapatan. Semakin tinggi penghasilan yang diterima seseorang maka akan cenderung semakin besar pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi. Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, akan tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Konsumsi merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa Sahrub 2019. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi suatu individu maupun keperluan pelayanan sosial tertentu. Kegiatan konsumsi merupakan kegiatan yang mempergunakan barang atau jasa yang didasari oleh pertimbangan kalkulatif yaitu pertimbangan yang sudah dihitung secara matang mengenai nilai reward yang akan diperoleh Suyanto 2014. Gaya hidup masyarakat cenderung modern, sebagian orang lebih sering membeli barang-barang di pusat perbelanjaan modern daripada di pasar tradisional Sugihartati 2010. Diketahui bahwa di Surabaya banyak terdapat pusat perbelanjaan seperi mall, swalayan, minimarket, pertokoan, butik, dan sebagainyaa hingga konsumen akan terdorong untuk berbelanja. Pada umumnya masyarakat berperilaku konsumtif karena muncul hasrat untuk memiliki suatu barang ataupun jasa yang telah diinginkannya, tak hanya itu suatu barang atau jasa yang dibutuhkan oleh manusia membuat mereka akan berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi dan mendapatkan kepuasannya kembali bilamana mereka berada didalam kondisi terdesak. Namun, keinginan yang tidak selaras dengan kebutuhan tentunya tidak dapat diprediksi kapan atau bagaimana seseorang tersebut akan mendapatkan problem atau konsekuensi yang diterimanya. Kehidupan masyarakat perkotaan yang tidak terlepas dari gaya hidup yang serba ada. Gaya hidup masyarakat seiring berubah sesuai perkembangan zaman Chaney 2003. Serta faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan masyarakat perkotaan untuk bisa bertahan hidup adalah meningkatnya kebutuhan individu yang tinggal di dalam kota. Bagi sebagian besar masyarakat di kota-kota besar di Indonesia khususnya di Surabaya, pola konsumsi dan kebutuhan hidup akan kepraktisan, membuat jasa keuangan terutama bank untuk memberikan fasilitas serta pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut seperti kartu kredit. Seiring dengan berkembangnya pola konsumsi masyarakat khususnya di perkotaan, perkembangan transaksi dalam kehidupan sehari-hari juga terus mengalami peningkatan serta mengubah kondisi sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi. Transaksi ekonomi sekarang ini tidak hanya difasilitasi dengan uang tunai saja tapi telah merambah dengan menggunakan instrumen non tunai secara elektronik. Kemajuan teknologi dalam pembayaran menggeser peranan uang tunai sebagai alat pembayaran kedalam bentuk pembayaran non tunai yang lebih efisien dan ekonomis. Pembayaran non tunai umumnya tidak dilakukan dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, akan tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM, uang elektronik, kartu debet ataupun dengan menggunakan kartu kredit. Alat pembayaran kini melaju dengan sangat cepat. Sejarah awal munculnya alat pembayaran dengan sistem barter pertukaran baik antara berupa barang dengan barang maupun barang dengan jasa atau sebaliknya. Namun masih belum ada kepastian tentang standar dalam barter, dan untuk itu diperlukan ketentuan dan taksiran nilai tukar dengan menciptakan satuan nilai tukar yang disebut uang. Hingga saat ini, uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku dipergunakan di masyarakat khususnya transaksi dalam jumlah yang kecil. Namun penggunaan uang masih memiliki kendala dalam efisiensi waktu pembayaran serta ketidakpraktisan membawa uang dalam jumlah yang besar. Selain itu, jika melakukan transaksi dalam jumlah yang besar ketika uang harus dibawa, dari Pramuhadi “Gaya hidup penggunaan kartu kredit” 74 segi keamanan karena pembawa uang berisiko tinggi dari perbuatan orang-orang jahat, seperti pencurian, perampokan, dan pemalsuan uang. Sehingga mengakibatkan kegiatan penggunaan uang tunai sebagai alat pembayaran mulai berkurang. Maka diperlukan upaya alternatif penggunaan alat tukar yang praktis, efisien dan aman. Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran kartu kredit. Kartu kredit dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal pula ditengah masyarakat. Perkembangan penggunaan kartu kredit yang begitu pesat disebabkan masyarakat merasakan semakin pentingnya penggunaan kartu kredit sebagai alat pembayaran dan mengambil uang tunai mengingat kepraktisan, rasa nyaman, dan aman yang ditimbulkan Bakhare 2011; Dewi & Baridwan 2015. Seiring berkembangnya zaman teknologi, alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai cash based ke alat pembayaran non tunai non-cash based, yang merupakan pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai seperti cek, bilyet giro serta kartu debit maupun kartu kredit. Kartu kredit dapat didefinisikan sebagai transaksi modern dalam bidang ekonomi yang tidak menggunakan uang tunai. Kartu kredit merupakan alat pembayaran melalui jasa bank atau perusahaan pembiayaan dalam transaksi jual beli barang maupun jasa, atau alat untuk menarik uang tunai dari bank serta perusahaan pembiayaan Subagyo 2005. Diterbitkannya kartu kredit sendiri berdasarkan perjanjian penerbitan kartu yang dibuat oleh pihak penerbit dan pemegang kartu. Melalui perjanjian tersebut bank atau perusahaan menerbitkan serta menyerahkan kartu berukuran kecil dan terbuat dari plastik yang disebut kartu kredit, yang kemudian dapat dipergunakan dalam berbagai transaksi keuangan. Di dalam praktek penggunaan kartu kredit, ada tiga pihak yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain yaitu penerbit kartu, pedagang dan pemegang kartu. Penerbit kartu issuer adalah pihak bank/lembaga pembiayaan, pedagang merchant adalah pihak penjual barang maupun jasa yang menerima pembayaran dengan kartu kredit dari pemegangnya, sedangkan pihak pemegang kartu kredit cardholder adalah pemilik dari kartu yang dipergunakan untuk melakukan pembelian barang maupun jasa. Alasan lain yang timbul karena masyarakat lebih cenderung menggunakan pembayaran non tunai seperti kartu kredit karena fungsinya sebagai alat ganti pembayaran yaitu kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran. Fungsi lain dari kartu kredit adalah sebagai cadangan. Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat yang pembayarannya bisa menggunakan kartu kredit atau biaya sekolah yang harus dibayarkan apabila tidak memiliki modal maka kartu kredit solusi yang dapat meringankan beban biaya. Serta fungsi kartu kredit sebagai alat untuk membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga, Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening listrik, tagihan telepon atau handphone, tagihan PAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut Sayono 2009. Dengan demikian setiap bulan kita tidak disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus melalui kartu kredit secara langsung. Faktor-faktor lain yang mendorong masyarakat menggunakan kartu kredit karena dorongan gaya hidup serta kepemilikan kartu kredit dianggap dapat meningkatkan gengsi prestige selain itu kartu kredit dapat mempermudah masyarakat dalam meringankan pembayaran seperti membeli barang sekarang namun membayar kemudian sehingga dengan mudah memperoleh barang atau jasa yang diinginkannya Fauzan 2017; Lubis & Lubis 2012. Pertumbuhan kartu kredit sangat pesat dapat dilihat dengan banyaknya pasar swalayan dan juga toko-toko kecil yang mulai menerima kartu kredit sebagai alternatif alat pembayaran dibandingkan dengan uang tunai. Selain dari fitur-fiturnya semakin beragam dan berkembang, maka fleksibilitasnya juga sudah sangat tinggi. Jurnal Sosiologi Dialektika Vol. 15, No. 2, 2020, 75 Koperasi Kepengurusan Kartu Kredit yang memiliki berbagai macam nasabah mengalami permasalahan mengenai kartu kredit yang berhubungan pada penggunaan kartu kredit dengan gaya hidup. Berdasarkan observasi awal penulis penggunaan kartu kredit yang dimiliki oleh nasabah cenderung digunakan untuk kepentingan konsumtif Jati 2015; Sumarto et al. 2011; Kristianti 2014; Ramadani 2016; Rimenda & Listiawati 2013. Pemilik kartu kredit mempunyai alasan-alasan yang mendasar dalam menggunakan kartu kredit. Sistem pembayaran tunai dianggap dapat mengurangi kenyamanan dalam melakukan transaksi manakala nilai transaksinya besar. Pembeli merasa mempunyai risiko keamanan yang relatif tinggi Putri et al. 2017. Oleh karenanya, dunia perbankan menawarkan fasilitas kartu kredit untuk menarik masyarakat menjadi nasabahnya. Dengan kartu kredit, sistem pembayaran menjadi lebih praktis, cepat, aman dan nyaman. Berbagai macam perilaku pemegang kartu kredit yang muncul dapat disebabkan karena berbagai kemudahan dan fasilitas yang diberikan oleh penerbit kepada pemegang kartu kredit. Hal ini mendorong setiap pemegang kartu kredit dapat memiliki motivasi yang berbeda dalam penggunaan kartu kredit dan perilaku belanja Themba & Tumedi 2012; Wickramsinghe & Gurugamage 2009; Ramayah 2002. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan berbagai metode yang ada Moleong 2014. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan wawancara terbuka untuk mendapatkan jawaban yang jelas, dan wawancara ini nantinya akan digunakan untuk memahami sikap, menelaah, melihat pandangan, melihat perasaan, perilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kepengurusan Kartu Kredit yang berlokasi di Jalan Pantai Mentari Kenjeran Selatan Blok A No. 10C, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Subjek penelitian adalah nasabah Koperasi Kepengurusan Kartu Kredit yang berjumlah 9 orang terdiri dari 6 orang berjenis kelamin laki-laki dan 3 orang berjenis kelamin perempuan serta Non- Nasabah koperasi yang berjumlah 3 orang terdiri dari 2 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya mengingat Kota Surabaya sendiri merupakan kota metropolitan yang letaknya sangat strategis menjadikan kota Surabaya sebagai pusat perdagangan maupun kegiatan bisnis sehingga muncul pusat perbelanjaan yang menjadikan masyarakatnya berperilaku konsumtif mengarah pada gaya hidup. Daya beli masyarakat Surabaya mengalami perkembangan pesat karena didasari oleh faktor kebutuhan yang meningkat pula serta pendapatan daerah Surabaya yang ikut meningkat. Fenomena tersebut menjadi kesempatan bagi lembaga keuangan khususnya bank dengan meluncurkan kartu kredit sebagai upaya memepermudah masyarakat saat berbelanja. Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer di peroleh langsung dari subyek yang di teliti informan, sedangkan sumber data sekunder di peroleh dari keteranga-keterangan orang lain yang mengerti mengenai obyek yang di teliti dan keterangan- keterangan dari buku, artikel dan sumber lain yang ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. Pada penelitian ini analisis data kualitatif dilakukan dengan fokus utama pada reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Sugiyono 2013. Penyajian data merupakan kegiatan penyusunan data menjadi pernyataan yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berdasarkan reduksi dan penyajian data. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kesimpulan pada tahap reduksi data, kemudian menjadi lebih spesifik pada tahap penyajian data dan makin spesifik pada tahap penarikan kesimpulan di akhir. Data kualitatif diseleksi dan sub-temakan dalam sebuah konfigurasi yang lebih luas yang seluruhnya merupakan sebuah bagian dari proses reduksi data. Analisis diarahkan kepada kecenderungan-kecendurangan terhadap kesamaan gaya hidup penggunaan kartu kredit masyarakat urban di Surabaya bagi pemegang kartu kredit yang ditemukan sebagai nilai yang tergeneralisir dalam konteks riset studi ini. Pramuhadi “Gaya hidup penggunaan kartu kredit” 76 Kerangka pendekatan kualitatif ini menekan bahwa studi ini berusaha memahami pengetahuan dan pemahaman yang terjadi pada pemegang kartu kredit mengacu pada gaya hidup penggunaan kartu kredit masyarakat urban di Surabaya dengan tujuan untuk membongkar dan menangkap dunia subyektif pemegang kartu kredit yang melakukan transaksi tersebut sedalam dan setuntas mungkin, yaitu mengenai mereka mengartikan, mendefinisikan, dan menafsirkan apa yang dilakukanya. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kartu kredit terdiri dari beberapa persepsi diantaranya persepsi kemudahan penggunaan merupakan faktor yang menentukan pada persepsi kegunaan dan sikap terhadap penggunaan. Masyarakat pada umumnya menggunakan kartu kredit karena kegunaan yang dianggap praktis dan efektif. Sikap masyarakat yang cenderung memilih kartu kredit karena rasa aman dan nyaman serta masyarakat percaya bahwa penggunaan kartu kredit dapat membantu segala transaksi secara mudah. Penggunaan kartu kredit dapat memberikan prioritas bagi para pemegangnya. Prioritas yang dimaksud adalah keutamaan bagi pemegang kartu kredit yang diterima baik berupa materil maupun immateril. Dari penerimaan prioritas tersebut individu dapat menggunakan kartu kredit dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jumlah kartu kredit yang dimiliki setiap informan berbeda-beda. Setiap informan ada yang memilikinya dalam jumlah yang banyak namun adapula yang memiliki kartu kredit sedikit. Akan tetapi penggunaannya memiliki kebutuhan masing-masing. Pemilik kartu kredit dengan jumlah yang banyak biasanya hanya menggunakan kartu kredit dengan plafon/limit tertentu seperti pemakaian kredit untuk konsumsi yang sering digunakan karena sifatnya praktis dan efisien. Setiap pemilik kartu kredit memiliki plafon/limit tertentu tergantung dari bank yang menerbitkan kartu kredit. Plafon tinggi atau rendah ada kaitannya dengan jumlah pemakaian terdahulu serta kewajiban yang dibebankan pemilik kartu kredit selalu tepat waktu pada jatuh tempo. Apabila seseorang sering menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi maka plafon/limit yang diberikan juga bertambah bahkan jenis kartu ikut berubah menjadi yang prioritas. Taksiran dari plafon tersebut mendorong informan untuk berbelanja menggunakan kartu kredit hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jenis kartu kredit menjadi acuan dari tingkat konsumsi pada gaya hidup individu. Kartu kredit dengan level tinggi merupakan kartu kredit dengan plafon/limit tertinggi yang biasanya digunakan untuk keperluan bisnis. Keuntungan dari kartu kredit level platinum jika dibandingkan dengan yang lain memiliki skala prioritas yang lebih besar seperti ruang tunggu khusus, pempelian barang/jasa lebih diutamakan, serta keunggulan pada penawaran. Pemilik kartu kredit dengan level tinggi memiliki gaya hidup yang tinggi pula karena pendapatan yang lebih dari cukup. Jumlah penggunaan kartu kredit dapat dilihat dari banyaknya kartu kredit yang dipakai serta tujuan dari pemakaian kartu kredit tersebut. Seseorang bisa menggunakan kartu kredit lebih dari lima kali karena tuntutan gaya hidup seperti makan di restoran, rekreasi maupun nongkrong di tempat-tempat bergengsi. Salah satu informan menggunakan kartu kredit untuk kepentingan darurat, disaat membutuhkan dana informan tersebut hanya tinggal menggunakan kartu kredit dengan cara gesek tunai gestun. Praktis dan efisien menjadi alasan utama para pengguna kartu kredit. Sehingga kartu kredit dianggap lebih mudah dalam urusan transaksi. Seseorang tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar hanya dengan membawa kartu kredit segala permasalahan transaksi dapat dimudahkan. Tingkat keamanan yang tinggi juga sebagai alasan memiliki kartu kredit. Bagi setiap informan sangat penting membawa kartu kredit karena jika lupa atau tidak membawa uang tunai maka kartu kredit sebagai satu- satunya alat pembayaran. Setiap informan selalu mempertimbangkan sebelum memiliki kartu kredit dan bukan menjadi alasan sekedar untuk memenuhi gaya hidup. Pemilik kartu kredit harus mengetahui dampak yang akan terjadi apabila memiliki kartu kredit. Berperilaku konsumtif menjadi faktor utama pada permasalahan kartu kredit. Untuk memenuhi gaya hidup, pemilik kartu kredit cenderung membelanjakannya secara tidak teratur, disebabkan karena mereka tidak sadar bahwa uang yang didalam kartu kredit dianggap milik sendiri yang sebenarnya hanyalah titipan dari bank untuk memperoleh bunga. Jurnal Sosiologi Dialektika Vol. 15, No. 2, 2020, 77 Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, pemegang kartu kredit dengan kategori untuk keperluan mendesak, biasanya dibutuhkan pada saat kebutuhan yang tak terduga muncul secara tiba- tiba seperti pembayaran biaya sekolah beserta tambahannya, biaya perawatan untuk kesehatan, serta segala biaya yang menuntut pemegang kartu kredit untuk melakukan gesek tunai gestun. Kategori pemegang kartu kredit untuk belanja konsumtif didominasi oleh pihak perempuan dan pemuda yang memiliki kartu kredit. Pemegang kartu kredit perempuan lebih suka menggunakan untuk beanja barang yang sekiranya tidak dibutuhkan demi menjaga prestiseseperti makan di restoran, kumpul-kumpul bersama, maupun belanja barang atau jasa yang berkaitan dengan perawatan diri kecantikan sedangkan pemegang kartu kredit di bawah usia 25 tahun juga menggunakan kartu kredit sebagai gaya hidup dalam menjaga prioritas diri serta ingin mendapatkan harga yang lebih murah ketika membeili produk seperti membeli secangkir kopi dengan potongan harga jika menggunakan kartu kredit tertentu. Simpulan Makna gaya hidup penggunaan kartu kredit masyarakat urban sendiri adalah penggunaan kartu kredit yang disertai konsumsi berlebih oleh masyarakat perkotaan khususnya di Surabaya. Motif masyarakat perkotaan dalam penggunaan katu kredit tidak hanya efektivitas dan efisiensi melainkan atas dasar gaya hidup dan penunjukkan status sosial. Motif pemanfaatan kartu kredit oleh masyarakat perkotaan berdasarkan pertimbangan pilihan rasional antara kepentingan, nilai, dan sumber daya yang dimiliki nasabah dalam memanfaatkan kartu kredit tersebut. Kepentingan nasabah dalam mendapatkan kartu kredit dimulai ketika muncul hasrat untuk memiliki maupun mengonsumsi barang atau jasa yang tidak tercapai karena kondisi yang kurang mecukupi sehingga berusaha agar segera terpenuhi dengan cara memiliki kartu kredit. Kepemilikan kartu kredit juga berkaitan dengan kehidupan masyarakat perkotaan yang tidak terlepas dari gaya hidup yang serba ada. Meningkatnya kebutuhan individu yang tinggal di perkotaan sebagai faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan masyarakat itu sendiri dalam bertahan hidup. Sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia khususnya di Surabaya membutuhkan pola konsumsi serta kebutuhan hidup akan kepraktisan yang membuat lembaga keuangan terutama bank berupaya menawarkan fasilitas serta pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat seperti kartu kredit. Seiring berkembangnya teknologi dengan pola konsumsi masyarakat khususnya di perkotaan, kegiatan transaksi pada kehidupan sehari-hari juga terus mengalami peningkatan serta mengubah kondisi sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi. Daftar Pustaka Bakhare SR 2011 A study on consumer behavior towards credit in Nagpur City. Journal of Banking Financial Services and Insurance Research 1 432-43. Baudrillard JP 2004 Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta Kreasi Wacana. Chaney D 2003 Life Styles Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta Jalasutra. Dewi C & Baridwan Z 2015 Pengaruh sikap, kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan kualitas sistem terhadap minat masyarakat dalam menggunakan kartu kredit Studi kasus pada RSUD Dr H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 3 21-21. Fadila 2017 Hubungan antara pendapatan dan gaya hidup masyarakat dalam pandangan Islam. Mizan Jurnal Ilmu Syariah 5 139-50. Fauzan M 2017 Gaya hidup nasabah dan keputusan dalam penggunaan kartu kredit. Sensi Jurnal Bisnis dan Management 7 2181-192. Jati WR 2015 Less cash society Menakar mode konsumerisme baru kelas menengah Indonesia. Jurnal Sosoteknologi 14 2102-112. Kristianti DS 2014 Kartu kredit syariah dan perilaku konsumtif masyarakat. Ahkam 14 2287-296. Lubis AH & Lubis I 2012 Analisis perilaku masyarakat Muslim terhadap penggunaan kartu kredit di Kota Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 1 122-35. Moleong LJ 2014 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Pramuhadi “Gaya hidup penggunaan kartu kredit” 78 Putri N, Sasongko W & Okataviana S 2017 Perlindungan pemegang kartu kredit berkaitan dengan peretasan kartu kredit. Pactum Law Journal 1 165-72. Ramadani L 2016 Pengaruh penggunaan kartu debit dan uang elekronik E-Money terhadap pengeluaran konsumsi mahasiswa. JESP 8 11-8. Ramayah T, Nasurdin AM & Choo LH 2002 Cardholder’s attitude and bank credit card usage in Malaysia. Asian Academy of Management Journal 7 175–102. Rimenda T & Listiawati R 2013 Pengaruh diskon dan penggunaan kartu kredit terhadap compulsive buying. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan 1 156-60. Sahrub SMP 2019 Pemaknaan fashion Studi gaya hidup pada komunitas Indonesia Sneakers Team Surabaya. Jurnal Sosiologi Dialektika 14 2103-110. Sayono JA 2009 Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kepemilikan, penggunaan, pembayaran, dan peluang terjadinya gagal bayar dalam bisnis kartu kredit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 3 161–80. Setiadi JN 2008 Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta Penerbit Kencana. Subagyo 2005 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Sugihartati R 2010 Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme. Yogyakarta Penerbit Graha Ilmu. Sugiyono 2013 Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung Alfabeta. Sumarto A, Subroto & Arianto A 2011 Penggunaan kartu kredit dan perilaku belanja kompulsif Dampaknya pada resiko gagal bayar. Jurnal Manajemen Pemasaran 6 11-17. Sutriati, Kartikowati S, & Riadi RM 2018 Pengaruh pendapatan dan gaya hidup terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Riau. JOM FKIP 51-10. Suyanto B 2014 Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme. Jakarta Prenanda Media. Themba G & Tumedi CB 2012 Credit card ownership and usage behavior in Bostwana. International Journal of Business Administration 3 660-71. Wickramsinghe V & Gurugamage A 2009 Consumer credit card ownership and usage practices Empirical evidence from Sri Lanka. International Journal of Consumer Studies 33 1436–447. ... Nilai silhouette coefficient Bisecting K-Means sebesar 0,588 dan 0,579 dengan normalisasi, sedangkan nilai silhouette coefficient Fuzzy C-Means adalah 0,488 dan 0,582 dengan normalisasi. uang tunai dari bank serta perusahaan pembiayaan [1]. ...Shinta Dwididanti Dimas Aryo AnggoroDi era digital seperti sekarang ini memiliki kartu kredit merupakan suatu hal yang wajar di masyarakat, dengan segala kemudahan yang ditawarkan dalam setiap transaksi pembayaran tidak menutup kemungkinan untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan kartu kredit. Dengan minat masyarakat yang tinggi terhadap kartu kredit, hal ini dapat dijadikan sebagai indikator yang baik bagi perusahaan kartu kredit untuk mengembangkan bisnis kartu kredit. Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen akan kartu kredit, perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat menarik minat para pelanggan, salah satu caranya adalah dengan melakukan segmentasi pelanggan dengan metode clustering. Bisecting K-Means dan Fuzzy C-Means merupakan algoritma clustering yang akan digunakan pada penelitian ini untuk melakukan pengelompokan data pengguna kartu kredit. Analisis akan dilakukan untuk mengetahui algoritma dengan performa terbaik berdasarkan pengujian validitas dari kedua algoritma dengan menggunakan metode silhouette coefficient. Dari penelitian ini didapapatkan hasil bahwa Bisecting K-Means tanpa normalisasi memiliki nilai silhouette coefficient yang lebih tinggi dibandingkan dengan Fuzzy C-Means. Dimana nilai silhouette coefficient Bisecting K-Means sebesar dan dengan normalisasi, sedangkan nilai silhouette coefficient Fuzzy C-Means adalah dan dengan normalisasi.... The current westernization not only transforms urban communities into groups that are rich in thought but lacking in social values and courtesy norms Latova & Latov 2008, Pramuhadi 2020, Aminullah & Lestari 2021. Individualism, hedonism, and materialism are clear manifestations of cultural imitation that have a negative impact on society. ...Hari NarediMelinda RahmawatiSince 1967, foreign investment in Indonesia has led to the westernization of American culture among Indonesians. Westernization is a challenge for Indonesian people in terms of preserving their own culture. This study aimed to determine the impact of foreign investment as the beginning of the spread of the westernization of American culture in Indonesia. This study utilized descriptive qualitative methods with an analysis of literature studies that specifically discussed the impact of foreign investment as the beginning of the westernization of American culture in Indonesia. The results of this study indicate that the westernization of American culture occurs because of foreign investment in Indonesia so that Indonesian people adopt some of the culture brought by that country. This study finds that the cultural shift in Indonesian society is caused by the westernization of American culture among the people. This westernization is the result of Indonesia’s opening to foreign investment, which has brought their culture to Indonesia. As a result, cultural assimilation occurs, leading to a cultural shift through westernization, especially in urban Manggala Putra SahrubFashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian dan telah menjadi identitas sesorang. Identitas sosial seseorang terbentuk melalui proses sosial sehingga membedakannya dengan orang lain dilihat dari ciri-ciri sosial seperti kebiasaan berpakaian, kebiasaan mengisi waktu luang, kebiasaan berbelanja dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna mode sebagai bentuk identitas sosial dan gaya hidup di Tim Sepatu Surabaya. Penelitian ini dilakukan di komunitas Tim Indonesia Sneakers Surabaya. Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini digunakan teori Jean Baudrillard dan hyperreality dogma Leisure Class oleh Thorsten Veblen. Penelitian ini menggunakan model definisi sosial dengan teknik purposive untuk mendefinisikan informan. Informan dalam anggota komunitas penelitian adalah sepuluh sepatu tim Indonesia Surabaya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi di lapangan telah dianalisis dengan melalui proses pengumpulan data, kehilangan data, data presentasi, tipe data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang ditemukan antara lain Tim Sepatu Indonesia Surabaya adalah sekelompok orang yang hobi mengumpulkan sepatu dari berbagai merek. Komunitas ini lahir melalui forum di satu media sosial. Seorang anggota komunitas yang telah berpartisipasi dalam penerimaan konsumen karena nilai baru yang terjadi di setiap komunitas aktif yang bertemu dengan tim Indonesia. Selain itu, anggota komunitas terinspirasi oleh idola mereka dan diamati di media sosial untuk band. Fashion dimaksudkan untuk menjadi hobi, mengidentifikasi dan membangun citra yang baik di FauzanThe Achievers Life Style and Decision to Use Credit CardThis study discusses the effect of achievers lifestyle on the decision to use credit card to customers of credit card customers of Bank Mandiri branch Pematangsiantar. The goal is to determine the effect of achievers' lifestyle with the decision to use credit cards to customers of Bank Mandiri credit card users. The number of respondents determined as many as 100 respondents. Sampling procedure is done by purposive sampling that is sampling technique based on credit card user who live in Pematangsiantar city. Mutiple linier regressions are used as technique of analysis. The results showed that the achievers lifestyle variables have a significant influence on the decision to use credit cards. From result of regression analysis known that activity and opinion variable have influence stronger than interest to decision using credit Wasisto Raharjo JatiAbstrak Artikel ini bertujuan menganalisis mengenai less cash society sebagai model baru dalam menganalisis konsumsi kelas menengah Indonesia. model tersebut menggunakan teknologi kartu uang elektronik e-money dalam merubah pola konsumsi kelas menengah Indonesia. Semula berwujud tunai kini menjadi non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran di pusat perbelanjaan. Tujuannya adalah mengefisiensikan transaksi konsumsi maupun belanja bagi kelas menengah Indonesia. Pola konsumsi kelas menengah Indonesia sendiri mengalami transisi dari pemenuhan kebutuhan hidup mejadi kebutuhan simbolis. Adanya pengejaran terhadap identitas dan gaya hidup itulah yang menjadikan konsumsi kelas menengah Indonesia kini lebih bersifat sekunder. Penggunaan uang elektronik sendiri secara tidak langsung mempengaruhi pola transisi konsumsi itu. Kata kunci konsumsi kelas menengah, uang elektronik, konsumsi simbolis, gaya hidup Abstract This article aims to analyze the less cash society as a new model in analyzing the consumption of the middle class in Indonesia. The model has been usef electronic money card technology e-money in altering consumption patterns Indonesian middle class to be more digitally.. Indonesian middle class consumption patterns themselves underwent a transition from subsistence becoming symbolic needs indeed. In pursuing of identity and lifestyle have impacted into the consumption of Indonesia's middle class is now more secondary. Therefore, using of electronic money itself indirectly affect the consumption patterns of transition Keywords middle class consumption, electronic money, symbolic consumption, life Sukma KristiantiIslamic Credit Cards and Consumptive Behaviour of Society. The credit card as one means of payment utilising cards, is a payment system that is growing rapidly, brought about by the security and risk of carrying cash in large amounts, efficiency, speed and ease of transaction that is offered. Islamic banks are glancing consumer funding products as one of the products services to be offered. There is a very important limitation that must be realized for Islamic banks, namely the provisions of the shari’a principles regarding the provision of credit card and influence on consumer behaviour society, particularly the Muslim community. It is not impossible for the existence of Islamic credit cards that are presented for the ease of transacting to become a card for the ease of indebtedness and cause a consumptive/wasteful attitude that is definitely forbidden in Islamic economic concept. Godfrey ThembaClara. B. TumediThe study examines credit card ownership and usage in Botswana, and their posited association with consumer demographics and attitude toward debt. In this study, we find that credit card ownership and usage in Botswana are relatively high and that these appear to be influenced by consumer demographics and in particular income, age, education, gender and marital status as well as attitude towards debt. Attitude towards debt is generally negative across all groups. However, chi-square results suggest that these findings are not statistically significant. Only age and gender seem to be significantly related to attitude towards debt where the youth and females are more likely than other demographic groups to have negative attitude towards debt. The study recommends segmenting the credit card market in Botswana based on consumer demographics and attitudes towards debt. Nugroho J SetiadiKonsumen adalah entitas yang mudah berubah, untuk itu diperlukan studi perilaku konsumen agar segala gerak mereka bisa diantisipasi. Dalam buku ini para mahasiswa dan pelaku bisnis dapat mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen. Tema-tema yang diangkat antara lain Pengantar tentang perilaku konsumen; Faktor-faktor intern dan individual yang memengaruhi konsumen; Topik lingkungan yang memengaruhi konsumen; Penyebaran inovasi dan keputusan pembelian oleh konsumenVathsala Wickramasinghe Anurudh GurugamageKnowledge that has been accumulated through research efforts concerning credit card ownership and usage behaviour has been confined to Western societies. Given the importance of cross-national application of consumer marketing concepts and propositions for academic and practical reasons, investigations are needed to test whether consumer credit card usage patterns that are assumed to exist in the West also exist in non-Western parts of the world, especially in Asia. Therefore, objectives of this research were to explore credit card ownership and usage practices in Sri Lanka, and to explore the relationship between credit card ownership and usage practices, and demographic and socio-economic characteristics of credit card users. The findings offer implications for researchers and study is aimed at validating attributes that influence the differences in attitudes among active and inactive cardholders. By focusing on relevant attributes that have been identified, it is believed that credit card issuing banks can position themselves effectively via their marketing strategies to activate their existing cardholders' usage rate as well as to attract new active cardholders. Thirteen important attributes were used to measure credit cardholders' attitude. These attributes include acceptance level, credit limit, interest-free repayment period, annual fee, application approval period, ancillary functions, handling of cardholders' complaints, issuing bank image, gift/bonus to new applicants, card design, leaflet to describe the card,and advertising by the issuing bank. Acceptance level, credit limit, interest free repayment period, ancillary functions, handling of cardholders' complaints, bank image, and bank advertising were found to be the most important attributes that influenced cardholders' attitudes in distinguishing active from inactive cardholders. Based on the results of the study, several suggestions are forwarded to credit card issuing banks as a step to stimulate credit cardholders' usage level. Among these are to work closer with various retailers to promote the credit card payment mode, to provide adequate credit limit to cardholders, to extend interest free repayment period from 20 days to 30 days, to implement strategic alliances with firms involved in travelling, entertainment, insurance, and telecommunications and, to advertise more so as to create a brand name for the issuing SubrotoAdil AriantoRealization of Non-Performing Loans NPL credit cards in the period 2007 to 2010 has experienced a rising trend. Anincrease of NPLhave been caused by the use of credit cards and compulsive buying. The purpose of this study was to determine the effect of credit card use and compulsive buying against default risk. Variables consisted of the use of credit cards independent variable, compulsive buying, and default risk dependent variable. By using the method of sampling purpose, the respondents of this study is the user's credit card Bank X in Surabaya, and the number of samples are 120 respondents. The analytical method used is descriptive analysis and inferential statistical approach using SEM Approach. Researchconclusionsare the use of creditcards havesignificant effect on compulsive buying, the use ofcreditcards have no significant effect on default risk andcompulsive buyingsignificantly influence to default risk.BETULLLLLL!!!! STOP ROLLING kartu kredit!!!!! saya salah satu korban ROLLING Kartu Kredit!!!!! sebelumnya saya punya beberapa kartu kredit dengan limit limitnya mencapai 200 juta belum termasuk KTA. dari limit kartu kredit tersebut hampir semuanya sudah kepakai habis.nah, untuk membayarnya setiap bulan saya menggunakan jasa rolling. hampir 3 tahun saya menggunakan jasa
Deskripsi Jasa Grinding Karet Roll Bengkel BubutJasa Grinding karet roll di SurabayaSelain menerima jasa grinding untuk produk karet roll, kami juga melayani jasa grinding untuk produk lainnya. Kami bisa mengerjakan berbagai macam produk sesuai dengan kebutuhan juga melayani jasa bubut, jasa frais, jasa konstruksi, jasa skrap, jasa grinding, dan jasa permesinan memberikan pelayanan yang berkualitas dengan harga terbaik yang bisa anda dapatkan sehingga customer puas dengan pekerjaan merupakan bengkel bubut yang berlokasi di Sidoarjo dan kantor kami berada di Surabaya Isi Kode Security