Pasir besi menjadi salah satu komponen penting yang dihasilkan dari serangkaian penambangan. Hal ini tak lain karena menjadi salah satu ciri dari SDA Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian serta menerapkan konsep pembangunan berkelanjutkan agar tidak habis dikemudian hari. Meskipun langka, untuk di Negara Indonesia ternyata ada beberap daerah yang menghasilkan pasir besi ini. Oleh sebab itulah pada artikel ini akan membagikannya. Pasir Besi Pasir besi dalam kajian ilmu kimia memiliki lambang Fe yang dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, alat-alat kesehatan, serta keperluan lainnya. Warna yang dimiliki dari pasir besi ini didominasi dengan warna coklat kehitaman, meskipun tak jarang untuk di daerah lain juga ada yang berwarna kelabu tua, ungu tua, hingga merah karat. Daerah Penghasil Pasir Besi Berikut ini adalah beberapa wilayah yang menjadi penghasil biji besi di Indonesia, menurut Provinsinya. Antara lain sebagai berikut; Kabupaten Cilacap di Provinsi Jawa Tengah Cilacap merupakan salah satu daerah penghasil biji besi terbesar di Indonesia. Wilayah yang berada dalam pemerintahan Jawa Tengah ini telah mengekploitasi biji besi sejak tahun 2008 terutama berada di Kecamatan Binangun yang berada di sekitaran pesisir Pantai Selatan Jawa. Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Dahulu wilayah Pandeglang berada dalam Pusat Pemeriantahan Jawa Berat. Akan tetapi untuk saat ini pada faktanya berada di Banten. Hal ini tidak lain karena daerah ini melakukan desentralisasi perwilayahannya sendiri. Daerah lain yang menjadi penghasil biji besi di nusantara, antara lain; Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten Daerah Pulau Suwang, Provinsi Kalimantan Selatan Daerah Longkana, Provinsi Sulawesi Tengah Daerah Peg. Verbeek, Provinsi Sulawesi Tengah Daerah Lengkabana, Provinsi Sulawesi Selatan Daerah Gunung tegak, Provinsi Sulawesi Tengah Pulau Sebuku, Kalimantan Selatan Pulau Demawan, Kalimantan Selatan. Daeri sejumlah daerah-daerah tersebut tentusaja dapat disimpulkan bahwa biji besi tersebar di setiap Pulau yang ada di Indonesia. Adapun untuk pemaksimalannya yang diproduksi secara besar-besaran masih berada di Pulau Jawa. Manfaat Pasir Besi Untuk beberapa manfaat dan kegunaan pasir besi, antara lain adalah sebagai berikut; Keperluan Rumah Tangga, misalnya untuk pembuatan memasak sate Keperluan Pertukangan, misalnya saja untuk pembuatan martil Kepeluan Industri, misalnya saja untuk pembuatan alat-alat pertanian Dan lain sebagainya Demikianlah penjelasan lengkap kepada segenap pembaca terkait dengan daerah-daerah penghasil biji besi di Indonesia dan manfaatnya. Semoga melalui artikel ini bisa memberikan edukasi yang lengkap kepada pembaca sekalian. Trimakasih,
Menurutdata Walhi, Kabupaten Lumajang mengeluarkan izin penambangan terbanyak di Indonesia dengan total 62 izin pertambangan. Namun, pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tambang terus menyusut. Pada 2012 pendapatan mencapai Rp 5 miliar, tapi tahun 2014 turun menjadi Rp 75 juta. Penambangan pasir liar dituding sebagai penyebabnya.
Mahasiswa/Alumni UIN Maulana Malik Ibrahim Malang01 Juni 2022 0908Jawaban yang benar adalah, cilacap. Pasir besi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Secara umum pasir besi banyak digunakan dalam industri diantaranya sebagai bahan baku pabrik baja, dan bahan magnet dengan mengambil bijih besinya. Pasir besi dihasilkan dari tempat penambangan pasir besi, salah satunya yang terbesar di jawa tengah tepatnya di kota cilacap. Jadi, tempat penambangan pasir besi terbesar di Jawa tengah terdapat di Cilacap. Tags tempat penambangan pasir besi terbesar di jawa tengah terdapat di, tempat penampungan air, tempat penampungan air berbentuk balok berukuran panjang 80 cm lebar 45 cm dan tinggi 60 cm, tempat penampungan air berbentuk balok memiliki ukuran panjang 75 cm lebar 60 cm dan tinggi 50 cm, tempat penampungan kucing di bandung, tempat penampungan untuk para korban bencana alam disebut, tempat penampungan urine sebelum dikeluarkan melalui ureter adalah, tempat penampungan urine sementara, tempat Pasir besi memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki manfaat pendukung yang sangat besar bagi industri. Pasir besi dengan potensi tinggi terdapat di pantai selatan Jawa, salah satunya di pesisir Purworejo. Survei lapangan yang dilakukan di Pesisir Kabupaten Purworejo bertujuan untuk meninjau dan mengkaji kondisi dari berbagai aspek daerah penambangan pasir besi. Kerusakan fisik yang utama pada bekas pertambangan antara lain kerusakan bentanglahan gumuk pasir dengan terbentuknya banyak lembah atau kubangan akibat pengambilan pasir. Penambangan pasir besi yang dilakukan di Purworejo menggambarkan bahwa disatu sisi aktivitas ini meningkatkan nilai perekonomian daerah tetapi disisi lain kegiatan ini juga merusak ekositem pesisir pantai selatan Jawa. Kendala dalam bidang peternakan dan pertanian yang dialami saat ini antara lain masih minimnya antusiasme masyarakat dalam bidang peternakan dan pertanian serta terbatasnya modal dalam pengembangan peternakan dan pertanian. Berdasarkan perspektif dalam sosial ekonomi masyarakat terlihat bahwa respon warga cukup baik terhadap program pembangunan kembali kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT. ANTAM. Beberapa hal yang masih menjadi kekurangan dalam program pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat yaitu terkait dengan distribusi modal yang terlihat kurang merata. Figures - uploaded by Riki RahmadAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Riki RahmadContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 15 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI STRATEGI PENGELOLAAN PESISIR PURWOREJO-JAWA TENGAH Studi Kasus Areal Bekas Penambangan PT ANTAM Riki Rahmad Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan 20211, Indonesia email awangrikirahmad Abstrak Pasir besi memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki manfaat pendukung yang sangat besar bagi industri. Pasir besi dengan potensi tinggi terdapat di pantai selatan Jawa, salah satunya di pesisir Purworejo. Survei lapangan yang dilakukan di Pesisir Kabupaten Purworejo bertujuan untuk meninjau dan mengkaji kondisi dari berbagai aspek daerah penambangan pasir besi. Kerusakan fisik yang utama pada bekas pertambangan antara lain kerusakan bentanglahan gumuk pasir dengan terbentuknya banyak lembah atau kubangan akibat pengambilan pasir. Penambangan pasir besi yang dilakukan di Purworejo menggambarkan bahwa disatu sisi aktivitas ini meningkatkan nilai perekonomian daerah tetapi disisi lain kegiatan ini juga merusak ekositem pesisir pantai selatan Jawa. Kendala dalam bidang peternakan dan pertanian yang dialami saat ini antara lain masih minimnya antusiasme masyarakat dalam bidang peternakan dan pertanian serta terbatasnya modal dalam pengembangan peternakan dan pertanian. Berdasarkan perspektif dalam sosial ekonomi masyarakat terlihat bahwa respon warga cukup baik terhadap program pembangunan kembali kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT. ANTAM. Beberapa hal yang masih menjadi kekurangan dalam program pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat yaitu terkait dengan distribusi modal yang terlihat kurang merata. Kata kunci Pasir besi, Pesisir, Purworejo, ANTAM PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang dikarunia kekayaan alam yang melimpah salah satunya adalah pasir besi. Pasir besi memiliki nilai ekonomis tinggi dan memiliki manfaat pendukung yang sangat besar bagi industri. Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Pasir besi dalam bentuk bahan mentah atau raw material dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam industri semen. Selain itu, komposisi mineral pasir besi yang banyak mengandung unsur Fe memungkinkan untuk dimanfaatkan secara ekonomis dalam industri pembuatan baja Fatni Mufit dkk, 2006. Pasir besi dengan potensi tinggi terdapat di pantai selatan jawa. Potensi Pasir besi ini telah dilakukan ISSN 2085 - 8167 16 Vol 8 No. 1 - 2016 penambangan oleh beberapa perusahaan tambang diantaranya adalah PT. Antam yang telah melakukan kegiatan penambangan selama 20 tahun mulai dari 1987-2007. Kerusakan fisik yang utama pada bekas pertambangan antara lain kerusakan bentang lahan gumuk pasir dengan terbentuknya banyak lembah atau kubangan akibat pengambilan pasir. Penambangan pasir besi yang dilakukan di Purworejo menggambarkan bahwa disatu sisi aktivitas ini meningkatkan nilai perekonomian daerah tetapi di sisi lain kegiatan ini juga merusak ekositem pesisir pantai selatan Jawa. Proses pengambilan pasir dilakukan dengan mengambil pasir sampai kedalaman lebih dari 10 meter sehingga terdapat banyak kubangan yang dalam dan belum beberapa tempat belum dilakukan reklamasi sehingga terlihat beberapa tempat ekosistemnya telah rusak. Penambangan pasir besi pada dasarnya memberikan dampak positif dan dampak negative bagi lingkungan sekitarnya. Setiap kegiatan eksploitasi menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan kegiatan eksploitasi bahan tambang pasir besi, terdapat dampak yang jelas terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan juga memanfaatkannya secara bijaksana. Dalam hal ini dilakukan identifikasi dampak dan permasalahan yang terjadi pada daerah bekas aktivitas tambang pasir besi dai daerah Purworejo dan Kulonprogo. Identifikasi dilakukan dengan wawancara mendalam dengan para masyarakat sekitar daerah bekas tambang yang saat ini melakukan pengelolaan lingkungan dengan memberdayakannya untuk pertanian, peternakan dan sebagainya. IDENTIFIKASI MASALAH/ RUMUSAN MASALAH Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara mendalam terhadap warga sekitar maka dilakukan identifikasi masalah dan pembahasan terhadap 1. Kondisi wilayah sekitar akibat pertambangan pasir besi. 2. Kondisi pengembangan peternakan sebagai upaya pemberdayaan wilayah bekas tambang dan pemberdayaan masyarakat. 3. Kondisi pengembangan pertanian sebagai upaya pemberdayaan wilayah bekas tambang dan pemberdayaan masyarakat. 4. Kondisi sumberdaya air, pemanfaatan dan kerentanannya di Pesisir Purworejo. 5. Kondisi sosial ekonomi daerah pasca tambang pasir besi. KARAKTERISTIK WILAYAH Kondisi Geomorfologi Survei lapangan yang dilakukan di Pesisir Kabupaten Purworejo bertujuan untuk meninjau dan mengkaji kondisi dari berbagai aspek daerah penambangan pasir besi. Secara geomorfologis lokasi penambangan pasir besi itu merupakan bagian dari bentuklahan endapan alluvium pantai muda Bronto, 2007. Endapan ini terbentuk ketika terjadi pengangkatan dataran alluvial Purworejo. Pengankatan yang tejadi menyebabkan material sedimen pantai mengendap di sepanjang dataran Purworejo sebelah selatan yang terangkat. Sehingga proses ini ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 17 menyebabkan bertambah luasnya dataran Purworejo kearah selatan Gambar 1. Gambar 1. Klasfifikasi bentuklahan dataran alluvial Purworejo Bronto, 2007 Pembentukan bentuklahan endapan Alluvium Pantai Muda APM ini memiliki pengaruh yang besar terhadap potensi sumberdaya tambang terutama pasir besi bijih besi-Fe. Sumber bijih besi ini diduga berasal dari proses pengedapan material pantai disepanjang Dataran Alluvium Pantai Tua APT. bias jadi bijih besi ini berasal dari aktivitas gunung api yang mengeluarkan mineral Fe. Gunung api yang berpotensi menyumbang dan berandil besar atas keberadaan sumberdaya ini adalah Gunung Api Sumbing dan Gunungapi purba di Pegunungan Kubah Kulon Progo yang diperkirakan pernah aktif pada jaman Tersier. Mineral bijih besi ini dibawa dari daratan menuju laut yang kemudian diendapkan disepanjang pantai disebelah selatanya. Sungai Bogowonto merupakan sungai yang memiliki usia lebih tua jika dibandingkan dengan sungai-sungai di dataran alluvium Purworejo. Sungai inilah yang mengangkut bijih besi dari aktivitas volkanik menuju ke Laut Selatan. Tipe gelombang yang menyebabkan arus sejajar pantai atau longshore current menyebabkan sedimen bijih besi ini terendapkan disepanjang pesisir Kabupaten Purworejo. Menurut uji laboratorium yang dilakukan oleh Bronto, 2007 mendapatkan hasil bahwa kandungan unsur besi di pesisir Purworejo adalah 54,17 %. Artinya potensi pasir besi cukup besar untuk dimanfaatkan, namun tentu saja jika sesuai dengan prinsip lingkungan yang benar. Beberapa aktivitas penambangan telah dilakukan untuk mengeksploitasi potensi pasir besi di pesisir Kabupaten Purworejo. Diantaranya adalah PT Aneka Tambang yang sudah beroperasi sejak lama di wilayah administrasi Ketawangsari. Aktivitas penambangan ini tentu saja mengakibatkan perubahan morfologi wilayah kepesisiran di Kabupaten Purworejo. Kerusakan bentuk morfologi itu disebabkan karena penggalian material permukaan untuk memperoleh bijih besi pada kedalaman lebih dari 5 meter dari atas permukaan. Aktivitas ini tentu saja menyebabkan lubang-lubang yang ISSN 2085 - 8167 18 Vol 8 No. 1 - 2016 sangat dalam, sehingga bentulahan khas kepesisiran seperti halnya dataran alluvium pantai muda berubah menjadi bentukan dataran yang berlubang-lubang. Hal ini sesuai dengan prinsip asal proses terbentuknya bentuklahan yang juga bias disebabkan oleh aktivitas manusia dalam hal ini penambangan pasir besi yang dilakukan diatas bentuklahan aslinya. Perubahan morfologi itu kami secara jelas digambarkan ke dalam sebuah penampang melintang/ sketsa kasar. Sketsa ini digambar untuk mempermudah pemahaman terhadap perubahan morfologi bentuklahan kepesisiran Purworejo pasca penambangan pasir besi yang dilakukan. Gambar 2. Sketsa kasar penampang melintang bentuklahan di lokasi penambangan Sktesa di atas adalah lokasi penambangan yang beroperasi kurang lebih tiga tahun yang lalau namun sekarang sudah berhenti karena menuai banyak protes dari warga sekitar penambangan. Berikut adalah penjelasan masing-masing bagian sketsa dari penampang melintang tersebut 1. Bagian bernomor satu adalah laut sebelah selatan Kabupaten Purworejo. Material pantainya berupa pasir berukuran sedang jika masuk dalam Skala Wenworth. Warna pasirnya coklat kehitaman dengan kemiringan pantainya kurang lebih 11o dengan panjang material sedimen pasir sekitar 27 meter. Analisis perpaduan kemiringan lereng dengan lebarnya material pasir yang terendapkan menunjukkan bahwa pantai ini cenderung mengalami dinamika positif + dalam arti penambahan luas pantai daripada dinamika - abrasi/erosi pantai. Gambar 3 merupakan kenampakan dilapangan dari sketsa nomor 1. Gambar 3. Kenampakan pantai pada sketsa no 1 ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 19 2. Bagian bernomor dua adalah komplek gumukpasir dan beting gisik muda. Panjangnya kurang lebih 74 meter dengan relief bergelombang seperti pembentukan oleh tenaga gelombang yang membangkitkan arus susur pantai. Materialnya masih berupa pasir namun lebih halus jika dibandingkan dengan bagina nomor 1. Diatas permukaan gumuk pasir dan beting gisik ini ditumbuhi oleh tanaman khas pantai berupa spinifax dan tumbuhna menjalar yang menutupi hamper seluruh bentukan ini. Gambar 5 merupakan kenampakan dilapangan dari sketsa nomor 2. Gambar 4. Kenampakan pantai pada sketsa no 2 3. Bagian bernomor tiga adalah gumuk pasir tua yang memiliki tinggi kurang lebih 5 meter. Gumuk pasir tua ini memiliki material pasir yang sudah mengalami kompkasi, sehingga terlihat seperti batu pasir yang terlihat keras. Perubahan dari relief bergelombang menjadi relief terjal merupakan perpindahan dari bentukan beting gisik ke bentukan gumuk pasir tua. Panjang gumuk psir ini mencapai kurang lebih 10 meter dengan sudut perpindahan lereng dari beting gisiknya sebesar 45o-50o. Jika kita amati, pembangunan instalasi pengolahan pasir besi memang pandai karena instalasi pengolahan dibangun disebelah timur gumuk pasir ini. Gumuk pasir ini menjadi barrier/ penghalang bagi instalasi pengolahan dari pengaruh langsung aktivitas angin laut yang dapt mempercepat proses korosi karena kandungan air garam pada angin laut yang berhembus. Gambar 5 merupakan kenampakan dilapangan dari sketsa nomer 3. Gambar 5. Kenampakan pantai pada sketsa no 3 ISSN 2085 - 8167 20 Vol 8 No. 1 - 2016 4. Bagian bernomor empat adalah area penambangan pasir besi yang sekarang sudah dihentikan pengoperasianya. Bentukan sekarang nampak seperti cekungan/ledok diantara komplek beting gisik tua. Hal ini terjadi karena penggalian pasir besi sampai kedalaman lebih dari 5 meter. Menurut hasil wawancara dengan warga sekitar, menyebutkan bahwa dulu pada saat penambangan, lubang memanjang bekas galian bisa mencapai lebih dari tinggi pohon bambu. Namun sekarang lubang galian tersebut telah di tutup kembali setelah operasinya ditutup sekitar 3-4 tahun yang lalu. 5. Bagian bernomor lima dan seterusnya adalah bentuklahan dataran alluvium pantai tua yang sekarang digunakan untuk aktivitas perkebunan, peternakan dan pertanian lahan kering. Kondisi Hidrologi Bronto 2007 menyebutkan bahwa wilayah Purworejo terdiri atas empat satuan bentanglahan, yaitu Kipas Aluvium Kutoarjo, Kipas Aluvium Purworejo, Endapan Aluvium Pantai Tua dan Endapan Aluvium Pantai Muda. Pantai di Kecamatan Grabag merupakan bagian dari endapan aluvium pantai muda. Airtanah pada bentanglahan ini terpisah dengan wilayah yang lain, namun masih mendapatkan pengaruh dari aliran airtanah di endapan Aluvium Pantai Tua, Kipas Aluvium Kutoarjo dan Kipas Aluvium Purworejo. Air permukaan di Purworejo berupa tiga aliran sungai yang tegak lurus garis pantai dan dua sungai yang sejajar dengan garis pantai. Sungai yang sejajar dengan garis pantai menghubungkan tiga sungai lain yang tegak lurus garis pantai. Sungai yang tedak lurus terhadap garis pantai yakni Sungai Mawar, Sungai Jali dan Sungai Bogowonto. Sedangkan sungai yang sejajar dengan garis pantai adalah Sungai Lereng dan Sungai Pasir. Arah sungai yang mengalir sejajar garis pantai merupakan bekas garis pantai masa lalu Bronto, 2007. Hal ini berarti bahwa garis pantai telah mengalami kemunduran daratan bertambah akibat pengendapan sedimen marin dan sedimen sungai. Sumberdaya air di Pesisir Pantai Selatan Purworejo sangat erat kaitannya dengan aliran air yang berasal dari hulu ketiga sunga yang mengalir dari utara. Sungai Mawar dan Jali berhulu di Perbukitan Serayu Selatan, sedangkan Sungai Bogowonto berhulu di Perbukitan Menoreh dan Gunungapi Sumbing. Wilayah hulu dari masing-masing sungai selain memasok aliran air permukaan, juga memasok aliran airtanah. HASIL DAN PEMBAHASAN Penambangan Pasir Penambangan pasir besi di Kecamatan Grabag sudah berlangsung sejak 1987. Pasir di Kecamatan Grabag ini yang telah ditambang sepanjang 8 km, dengan jarak 150 meter dari tepi pantai, dan lebar penambangan kurang lebih 150 meter juga. Penambangan pasir di Kecamatan Grabag saat ini dalam kondisi non-aktif tidak ada aktivitas penambangan. Hal ini karena hingga saat ini masih terdapat pro-kontra di kalangan masyarakat itu, tentang bersedia atau tidaknya jika ada aktivitas pertambangan. ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 21 Kegiatan penambangan pasir besi di Daerah Purworejo dan sekitarnya menimbulkan dampak dampak terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar antara lain sebagai berikut Masyarakat sebenarnya mendapat keuntungan dari keberadaan penambangan pasir besi ini, yaitu dalam bentuk lapangan kerja. Dari kurang lebih 150 pekerja, sebanyak 100 pekerja nya merupakan warga lokal. Menurut informan, aktivitas pertambangan tidak berdampak negatif pada sektor pertanian. Dampak negatif yang dirasakan warga terhadap keberadaan penambangan pasir besi i suara mesin yang cukup mengganggu, ii truk yang keluar masuk dari dan ke lokasi pertambangan mengganggu warga, iii warga kurang merasakan peningkatan kesejahteraan. Selain itu, ternyata aktivitas penambangan ini membawa dampak pada ketersediaan air tanah. Penambangan pasir pada awalnya dilakukan secara besar-besaran dengan menggunakan pipa. Penambangan dengan pipa dilakukan hingga kedalaman 10 meter. Namun, hal ini menimbulkan masalah, karena pada kedalaman tersebut telah menyentuh muka air tanah, akibatnya air tanah yang merupakan sumber air bersih untuk warga ikut tersedot pula dan ketersediaan air tanah menjadi berkurang. Maka, penambangan pasir selanjutnya hanya diperbolehkan dengan menggunakan “bego” dengan kedalaman maksimal 3 meter. Lahan pasir yang telah ditambang menyisakan lubang-lubang bekas tambang, yang cukup besar bisa hingga mencapai panjang 200 m, lebar 100 m, kedalaman 15 m dalam 1 lokasi galian. Hal ini membahayakan, karena bisa mengakibatkan tenggelam anak-anak local sering bermain hingga ke wilayah pesisir. Kondisi Saat Ini Pada wilayah pesisir Kecamatan Grabag tersebut, saat ini telah berkembang aktivitas perekonomian baru, yaitu perikanan dan peternakan. Sektor pertaniannya pun semakin berkembang. Hal ini karena terdapat kerja sama dengan Unsoed dan Unsoed melakukan pengabdian kepada masyarakat pada lokasi ini wilayah pesisir Kecamatan Grabag dengan focus pada pengembangan sektor pertaniannya termasuk pula di dalamnya perikanan dan peternakan. Sedangkan untuk pendanaannya dibantu oleh Hingga kurang lebih 3 tahun yang lalu, lubang-lubang bekas galian pasir besi masih menganga lebar. Namun saat ini lubang-lubang tersebut telah direklamasi. Reklamasi baru dilakukan kurang lebih 6 bulan yang lalu menurut salah satu warga yang ditemui di lapangan. Reklamasi dilakukan dengan CSR dari salah satu perusahaan nama perusahaannya tidak tau, yang pasti bukan dari Lahan bekas tambang tersebut idealnya adalah direklamasi lubang-lubang bekas galian ditutup kembali. Tapi, ternyata ada alternative lain, yaitu dijadikan kolam ikan dan/atau semacam minatani. Tentunya ISSN 2085 - 8167 22 Vol 8 No. 1 - 2016 tidak semua lahan bekas tambang bisa dijadikan kolam ikan semacam itu. Hanya lahan bekas tambang dengan kedalam kurang lebih 3 meter, yang dapat dikelola menjadi kolam ikan dan minatani. Alternatif muncul berdasarkan inisiatif warga setempat, yang mencoba-coba untuk mengembangbiakkan ikan dan menanam padi pada kolam bekas tambang tersebut; dan ternyata ikan dan padi dapat tumbuh. Aktivitas penambangan pasir besi selama ini cenderung dianggap sebagai suatu hal yang benar-benar sangat merusak lingkungan. Sebenarnya tidak juga, asalkan praktek penambangan tetap memperhatikan kaidah-kaidah konservasi lingkungan environmental suitability & feasibility & mendapat persetujuan dari masyarakat social acceptibility. Agar suatu aktivitas dapat sustainable, bagaimanapun juga wajib menyertakan partisipasi masyarakat, agar masyarakat ikut merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan aktivitas tersebut. Kegagalan utama sebagai pemegang terakhir kuasa pertambangan adalah karena gagal mendapatkan persetujuan partisipasi dari masyarakat lokal. Pada level paling bawah, supaya dapat diterima masyarakat, aktivitas tersebut harus dapat memberikan peningkatan kesejahteraan secara nyata dan sebisa mungkin tidak mengganggu kehidupan sehari-hari warga kehidupan warga tetap dalam kondisi normal. Pengelolaan wilayah pesisir terutama terkait dengan sumberdaya bagaimanapun membutuhkan partisipasi masyarakat. Ide-ide dan solusi atas kerusakan lingkungan terkadang justru muncul dari inisitaif masyarakat local itu sendiri yang kadang kala tidak terpikirkan pada ranah ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pada realita, masyarakat seringkali memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungannya walaupun dalam perspektif ilmiah, mungkin lingkungan tersebut telah mengalami kerusakan.Gambar 6. Foto Lokasi Penambangan Pasir Besi ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 23 Kondisi Pengembangan Peternakan PT. Antam selaku perusahaan penambang pasir besi di Purworejo dan Unsoed bekerjasama dibidang pendidikan, penelitian, pengembangan sumber daya manusia, dan pemberdayaan masyarakat, untuk seluruh wilayah operasi dan pasca tambang Antam. Kerjasama ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain melalui pendidikan, pelatihan, pengembangan pertanian terpadu, hingga kewirausahaan. Kepedulian Antam pada bidang pendidikan tidak sebatas hanya untuk pendidikan formal saja, melainkan juga kepada pendidikan informal. Unsoed akan memberikan bantuan pendampingan dan pelaksanaan program-program CSR Antam, khususnya di bidang pendidikan, perikanan, pertanian, dan peternakan. Kondisi dan kendala Pemberdayaan masyarakat dalam bidang peternakan di bekas area penambangan pasir besi Purworejo berupa ayam potong atau broiler, sapi, bebek, dan perikanan lele. Pemberdayaan masyarakat pada usaha peternakan dengan kandang di atas lahan pasir di daerah bekas penambangan pasir besi Purworejo melalui Budidaya Ayam Broiler dapat dikatakan berhasil dengan memuaskan. Karena lokasi tersebut untuk budidaya ayam broiler cukup baik, selain itu lokasinya jauh dengan tempat tinggal, udaranya segar sirkulasi udara sangat baik, sarana transportasi baik, yang lebih penting yaitu jauh dari lalu lintas transportasi ternak sehingga ayam broiler tidak mudah terkontaminasi penyakit. Program ini berupa kerjasama PT. Antam selaku pemberi modal, Unsoed selaku pendamping dalam pemberdayaan masyarakat, serta kelompok peternak yang mengelola peternakan. Kemudian, lahan pasir pasir pantai cepat mengeringkan feses atau kotoran sehingga sedikit menimbulkan bau yang tidak sedap. Temperatur udara relatif tinggi 38 – 40 derajat Celcius, karenanya perlu penanganan khusus untuk meningkatkan kelembaban udara di dalam kandang yaitu di antaranya dengan cara menyemprotkan air kabut air di dalam kandang. Di samping itu stres pada ayam broiler akibat panas dapat dikurangi, dengan cara penyemprotan air dilakukan 2 kali sehari yaitu pukul dan WIB. Hal-hal yang menarik pada pemeliharaan ayam broiler pada kandang di atas lahan pasir pantai di Desa Munggangsari Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo adalah perubahan suhu udara yang drastis dari siang hari ke malam hari. Suhu udara pada siang hari sangat panas dapat mencapai 40 derajat Celcius dan pada malam hari mencapai 24 derajad celcius. Permasalahan yang muncul adalah pada saat pemeliharaan periode awalyang membutuhkan panas yang cukup yakni 39 derajat celcius, sehingga dibutuhkan penanganan yang cepat agar suhu udara di dalam tetap terjaga dan anak ayam broiler tidak stress akibat perubahan suhu udara tersebut. Pemeliharaan ayam broiler pada kandang di atas lahan pasir Purworejo memang membutuhkan penanganan yang sedikit berbeda dan kerja ekstra, apabila dibandingkan pada pemeliharaan ayam broiker pada daerah-daerah yang mempunyai suhu udara relatif stabil tidak terjadi perubahan suhu yang drastis. Khusus budidaya ayam broiler pada kandang di atas lahan pasir pantai yang perlu diperhatikan adalah penanganan pada awal periode pertumbuhan yang harus ISSN 2085 - 8167 24 Vol 8 No. 1 - 2016 dijaga sebaik mungkin, dengan maksud agar anak ayam tidak stress. Caranya yaitu dengan pengaturan sirkulasi udara sebab kecepatan angin di pantai selatan sangat kencang, sehingga diharapkan agar ayam dapat nyaman berada di dalam kandang. Di samping itu, dalam pengaturan kelembaban kandang yaitu dengan segera dilakukan penyemprotan air seperti kabut untuk meningkatkan kelembaban udara di dalam kandang. Ayam broiler semakin besar, maka panas yang timbul di dalam kandang akan semakin panas dan berakibat ayam broiler menjadi stress. Akibat selanjutnya adalah masuknya penyakit dan yang lebih parah lagi dapat menyebabkan kematian yang tinggi. Oleh karena itu, pada pemeliharaan ayam broiler di lahan pasir pantai yang harus diamati yaitu aktivitas ayam tersebut secara terus menerus, agar dapat melihat perubahan pada ayam dan dapat segera mengambil keputusan untuk melakukan penanganan agar ayam broiler tetap nyaman hidup di kandang di atas lahan pasir pantai. Kendala utama pada budidaya ayam broiler di atas lahan pasir pantai di antaranya adalah perubahan suhu udara pada siang hari ke malam hari yang sangat drastis dari 39-40 derajat pada siang hari dan malam hari antara 23-24 derajat Celcius, sehingga harus ada penanganan cepat agar suhu di dalam kandang tetap stabil. Kendala lain adalah masih minimnya antusiasme masyarakat dalam bidang peternakan serta terbatasnya modal dalam pengembangan peternakan. Upaya yang dilakukan Upaya yang dilakukan dalam pengembangan peternakan di lahan bekas tambang pasir besi Purworejo adalah memberikan penyuluhan dan pengetahuan cara mengembangkan ternak yang dalam hal ini dilakukan oleh Unsoed telah dilakukan. Upaya yang sebaiknya dilakukan adalah sesuai dengan harapan kelompok peternak bahwa adanya bantuan pinjaman modal dengan bunga yang lunak yang tidak memberatkan peternak sehingga peternakan di daerah bekas penambnagan pasir besi Purworejo dapat berkembang dengan 7. Pengembangan a peternakan ayam, b bebek, c perikanan. d peternakan sapi ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 25 Pertanian Pesisir Wilayah Selatan Purworejo Pertanian pesisir merupakan suatu usaha mengolah lahan pesisir yang berupa pasir menjadi lahan yang bisa digunakan untuk pengolahan pertanian. Pertanian pesisir dilakukan dengan mengolah lahan pasir dengan tanah dan material lain yang akhirnya membuat tanah bertekstur pasir mampu menahan air dan memiliki kemampuan untuk tumbuh tumbuhan tertentu. Pertanian pesisir sudah berlangsung lama di daerah pesisir di Indonesia. Pertanian pesisir juga berkembang pesat di kawasan pesisir Purworejo. Komoditas utama pertanian pesisir di Purworejo adalah semangka, melon, pepaya, cabai dan terong. Komoditas yang menjadi unggulkan adalah semangka dan pepaya yang terkenal dengan rasanya yang manis. Desa Munggangsari kecamatan Grabag termasuk daerah pesisir yang mengembangkan potensi pertanian pesisir. Pertanian pesisir yang dikembangkan antara lain cabai, terong, semangka, melon dan beberapa tanaman palawija lainnya. Di wilayah pesisir tersebut juga memiliki kandungan bijih besi yang besar, sehingga digunakan untuk areal pertambangan bijih besi. Pertambangan bijih besi yang dilakukan oleh PT Antam telah berlangsung lebih dari 20 tahun. Saat ini penambangan pasir besi tersebut telah berakhir. Hanya tinggal sisa-sisa pertambangan yang masih tersisa di daerah pesisir. Sisa penambangan yang masih ada di pesisir Mungangsari adalah mesin-mesin penambangan dan juga lubang-lubang sisa pengerukan pasir besi. Sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, PT Antam memberikan bantuan kepada pengembangan pertanian pesisir dan peternakan yang berada di daerah bekas penambangan bijih besi. PT Antam bertindak sebagai penyandang dana untuk pengelolaan pertanian pesisir dan bekerja sama dengan Universitas Soedirman sebagai pengelola. Program ini berjalan dari 2009 dan direncanakan berakhir pada tahun 2019. PT Antam sebagai penyandang dana memberikan modal yang dikelola oleh kelompok tani dan didampingi oleh Unsoed sebagai tim ahli. Lokasi pertanian pesisir yang dikembangkan berada pada lokasi pengerukan. Lubang-lugang yang masih menganga lebar diuruk dengan tanah dan diolah sehingga cocok untuk sarana pertumbuhan tanaman. Permasalahan yang dihadapi pada pertanian pesisir antara lain 1. Penyakit tanaman, sebagian wilayah pertanian mengalami beberapa penyakit tanaman seperti penyakit Bule yang menyerang jagung. 2. Kurangnya motivasi warga masyarakat untuk mengolah pesisir sebagai lahan pertanian, oleh sebab itu PT Antam bekerja sama dengan UnSoed untuk memberikan pendampingan mengenai pertanian pesisir supaya berhasil maksimal. 3. Sistem kontrak dengan tengkulak, sehingga harga hasil pertanian dipermainkan oleh tengkulak. Dengan kasus ini maka petani mendapatkan keuntungan yang sedikit, walaupun harganya melambung tinggi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan oleh pengelola. Usaha tersebut antara lain 1. Pemberian bibit yang tangguh penyakit yang dilakukan oleh Universitas Soedirman 2. Memberikan pendampingan pada kelompok tani mengenai pertanian pesisir dan juga membantu apabila ada permasalahan. 3. Menguatkan sistem Koperasi Kelompok Tani. Upaya yang dijalankan oleh pengelola setidaknya mampu memperbaiki beberapa masalah yang ada dalam hal pertanian pesisir di desa ISSN 2085 - 8167 26 Vol 8 No. 1 - 2016 Munggangsari. Namun masih ada beberapa permasalahan yang belum dapat terselesaikan. Permasalahan yang masih dirasakan oleh petani adalah penyakit tanaman dan hutang dengan tengkulak. Rekomendasi upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain 1. Melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai penyakit tanaman oleh ahli pertanian. Diharapakan dengan adanya ahli pertanian yang ahli mampu memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2. Penguatan modal petani dengan memberikan hibah bantuan ataupun pinjaman lunak untuk modal. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir banyaknya petani yang meminjam modal kepada tengkulak yang berakibat akan terjadi permainan harga yang akhirnya menyusahkan petani. Kondisi Sumberdaya Air, Pemanfaatan dan Kerentanannya di Pesisir Purworejo Sumberdaya air di Pesisir Purworejo khususnya yang berupa air permukaan cukup melimpah. Hal ini karena terdapat tiga sungai yang bermuara di Pesisir Purworejo. Namun demikian, karena pada endapan aluvium pantai muda memiliki topografi bergelombang dan bermaterial pasir yang memiliki kesarangan yang tinggi sehingga lebih banyak digunkan untuk pertanian lahan kering dan sebagian lagi berupa lahan kosong. Selain itu, karena material pasir memiliki kesarangan yang besar, maka kebutuhan air untuk pertanian menjadi lebih besar dibandingkan dengan wilayah yang lain. Pemanfaatan sumberdaya air di wilayah pesisir Kabupaten Purworejo paling banyak berupa pemenuhan kebutuhan untuk domestik dan kebutuhan untuk pertanian dan peternakan. Pemanfaatan air di pesisir untuk domestik jumlahnya masih sedikit karena jumlah permukiman dan penduduk di wilayah ini masih sedikit. Hal serupa terjadi untuk peternakan, hal ini karena jumlahnya masih sedikit. Kebutuhan yang paling banyak adalah kebutuhan untuk pertanian lahan kering. Gambar 8. Pemanfaatan Airtanah untuk Pertanian Lahan Kering di pesisir Purworejo ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 27 Pertanian lahan kering yang banyak diusahakan di wilayah pesisir Purworejo adalah tanaman buah dan sayur. Penyiraman dilakukan setiap hari satu kali dengan luas lahan yang berhektar-hektar. Sumber air didapat dengan membuat sumur bor kemudian dilakukan pemompaan untuk dapat digunakan. Karena tingkat kesarangan material pasir, maka banyak air yang kemudian kembali meresap ke dalam tanah, sehinggga penyiraman harus dilakukan setiap hari. Hal tersebut juga terkait dengan karakteristik akar tanaman buah dan sayur yang pendek. Pemanfaatan airtanah di wilayah pesisir Purworejo harus memperhatikan jumlah hasil amannya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumayudha, dkk 2004 menyebutkan bahwa airtanah di Dusun Kese Kecamatan Grabag memiliki karakteristik air payau. Hal ini disebabkan karena terdapat lapisan endapan lagunal di bawah lapisan endapan aluvium pantai muda. Sehingga, pemanfaatan dalam jumlah banyak hendaknya didasarkan pada penelitian yang lebih lanjut tentang jumlah hasil aman yang dapat diturap. Selain permasalahan hasil aman, wilayah pesisir Purworejo yang memiliki material pasir memiliki kerentanan airtanah terhadap pencemaran yang besar. Oleh karena itu diperlukan suatu pengelolaan berupa pengaturan dalam pemanfaatan lahan. Misalnya pemupukan yang tidak berlebihan, pengelolaan limbah dari pertanian dan peternakan, serta peraturan tentang pemanfaatan lahan lain yang mungkin menyebabkan risiko pencemaran airtanah yang besar. Keadaan Sosial Ekonomi Lokasi Desa Munggangsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo berada di wilayah pesisir. Wilayah ini dulunya merupakan wilayah tambang pasir besi yang saat ini sudah tidak beroperasi. Secara umum, masyarakat di Desa Munggangsari memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Beberapa dari masyarakat juga merupakan karyawan tambang pasir besi pada saat PT. ANTAM Aneka Tambang masih beroperasi di wilayah tersebut. Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah ini terpengaruh oleh mata pencaharian mereka yang merupakan peternak dan petani. Beberapa komoditas pertanian yang terkenal berasal dari wilayah ini yaitu buah semangka, melon, cabai, terong, dan pepaya. Adapun untuk peternakan, jenis ternak yang ada yaitu ternak sapi dan kambing. Keadaan sosial masyarakat di Desa Munggangsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo dari analisis data lapangan dapat terlihat dari berbagai sektor. Salah satu sektor yang bisa dianalisis yaitu sektor pendidikan. Umumnya masyarakat mampu mengenyam pendidikan dasar. Adapun setelah para generasi muda merasa cukup mandiri, mereka umumnya memilih untuk pergi dan mencari pekerjaan di luar lingkungan desa. Dari sisi kekerabatan sosial, masyarakat Manggungsari yang bertempat tinggal di wilayah pedesaan pada dasarnya memang memiliki tingkat kekerabatan sosial tinggi. Adapun dilihat dari sektor ekonomi, umumnya masyarakat lokal masih memiliki pendapatan ekonomi yang rendah. Namun, dengan diberlakukannya program pemberdayaan masyarakat Manggungsari sebagai wilayah bekas lokasi penambangan pasir besi, keadaan ekonomi masyarakat kemudian lebih berkembang. Beberapa pelatihan usaha yang dilakukan oleh ISSN 2085 - 8167 28 Vol 8 No. 1 - 2016 PT. ANTAM dilakukan bekerjasama dengan Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto. Pelatihan-pelatihan yang dimaksud yaitu berupa pelatihan ternak sapi dan ayam, pelatihan budidaya pertanian semangka, pepaya, melon, cabai, dan terong, serta pelatihan usaha lainnya yang diharapkan akan meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat di wilayah Desa Munggangsari. Model pertanian dan industri rumah tangga inilah yang dapat mendongkrak perekonomian warga desa Munggangsari. Dari hasil wawancara dengan informan kunci keyperson pada studi lapangan, diketahui bahwa respon warga cukup baik terhadap program pembangunan kembali kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT. ANTAM tersebut. Masyarakat dapat mengambil pelajaran baik dalam hal teknologi hingga pemasaran dalam usaha ekonomi warga. Beberapa hal yang masih menjadi kekurangan dalam program pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat yaitu terkait dengan distribusi modal yang terlihat kurang merata. Salah satu fenomena sosial menarik yang terjadi di wilayah ini yaitu penolakan warga akan dibukanya lahan pesisir menjadi wilayah pertambangan pasir besi kembali. Menurut hasil wawancara dengan warga di wilayah ini, masyarakat memiliki kekhawatiran yang tinggi akan besarnya risiko terjadinya banjir atau tsunami karena penambangan pasir besi yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumberdaya pesisir. Warga sudah memiliki kesadaran dan pengetahuan yang tinggi akan dampak penambangan pasir besi yang tidak memperhatikan asas-asas lingkungan. Hal tersebut dikarenakan masifnya informasi melalui media-media yang sampai kepada masyarakat local. KESIMPULAN DAN SARAN Penambangan pasir besi memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap pengolahan sumber daya alamnya dan juga memanfaatkannya secara bijaksana. Berbagai macam masalah muncul dalam pelaksanaan pra dan pasca penambangan. Kendala-kendala yang muncul saat ini lebih dialami oleh masyarakat dalam menyikapi kondisi lingkungan akibat proses penambangan pasir besi. Kendala dalam bidang peternakan dan pertanian yang dialami saat ini antara lain masih minimnya antusiasme masyarakat dalam bidang peternakan dan pertanian serta terbatasnya modal dalam pengembangan peternakandan pertanian. Berdasarkan perspektif dalam soaial ekonomi masyarakat terlihat bahwa respon warga cukup baik terhadap program pembangunan kembali kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pasca penambangan pasir besi yang dilakukan oleh PT. ANTAM tersebut. Masyarakat dapat mengambil pelajaran baik dalam hal teknologi hingga pemasaran dalam usaha ekonomi warga. Beberapa hal yang masih menjadi kekurangan dalam program pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat yaitu terkait dengan distribusi modal yang terlihat kurang merata. Berdasarkan potensi sumberdaya airnya dapat diketahui bahwa sumberdaya air di kawasan pesisir Purworejo yang digunakan untuk ISSN 2085 - 8167 Identifikasi Permasalahan….. 29 memenuhi kebutuhan berasal dari airtanah. Padahal jumlah airtanah di wilayah tersebut sedikit dan memiliki kerentanan terhadap pencemaran yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan meliputi pembatasan penurapan airtanah, pengelolaan sampah dan pengaturan penggunaan lahan. Pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Purworejo membutuhkan pendekatan khusus yang dapat memadukan antara tuntutan kebutuhan ekonomi dan kapasitas daya dukung lingkungan. Pengelolaan wilayah pesisir terutama terkait dengan sumberdaya bagaimanapun membutuhkan partisipasi masyarakat. Ide-ide dan solusi atas kerusakan lingkungan terkadang justru muncul dari inisitaif masyarakat local itu sendiri yang kadang kala tidak terpikirkan pada ranah ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pada realita, masyarakat seringkali memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungannya walaupun dalam perspektif ilmiah, mungkin lingkungan tersebut telah mengalami kerusakan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. diakses pada tanggal 23 Maret 2015 Anonim. Peraturan Gubernur DIY No 11 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009-2013. Anonim. UURI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Anonim..Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi DIY tahun 2009 - 2029. Ansori Potensi Konservasi Kawasan Tambang Pasir Besi pada Jalur Pantai Selatan di Kabupaten Purworejo-Kebumen Jawa Tengah. UPT Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung-LIPI Bhar, Ahmad dan Rahmadi Tambaru. 2010. Analsis Kesesuiaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari di Kabupaten Polewali Mandar . Makasaar Universitas Hasannudin Bronto, S., 2007. Genesis endapan aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinya terhadap sumber daya geologi. Jurnal Geologi 2 No. 4 Desember 2007 207-215. Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57 Bandung Bronto, Sutikno. 2007. Genesis Endapan Aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinya Terhadap Sumber Daya Geologi. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 24. Hal 207-215. Khakim, N, Soedarma, D, Mardiastuti, A, Siregar, VP, dan Boer, M. 2008. Analisis Prerefereinsi Landskap Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Pengembangan Pariwisata Menuju Pada Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan. Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008 44 – 59 Kusumayudha, Pratiknyo, P.; dan Riyanto, A. 2004. Analisis Hidrokimia Airtanah Payau di Dusun Kese, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Majalah Geologi Indonesia. Vol. 193. Hal 139-146. Mufit, Fadhillah, Harman Amir, Satria Bijaksana, 2006, Kajian Tentang Sifat Magnetik Sahala S, Arifin M , Penyunting 1997, Bahan Galian lndustri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung Verstappen,H. Th. 1983. Applied Geomorphology. Amsterdam Elsevier Science publisher. ... Bogowonto river is located near Kulonprogo High with a lot of creeks tipped on that. This river is one of the oldest rivers in Purworejo plain which deliver the iron sand from OAF to the beach and distributed alongshore [13]. Iron sand deposit is one of the economical minerals in Purworejo that was successfully mined by PT. ...... Iron sand deposit is one of the economical minerals in Purworejo that was successfully mined by PT. ANTAM from 1987 to 2007 [13]. The iron sand deposit is a secondary deposit placer that comes from the reworked of primary iron ore deposits through hydrothermal processes, metasomatic contact, or sedimentation, in volcanic rocks [14,15]. ...... Pada waktu bersamaan di daerah Pegunungan Selatan diendapkan pula Formasi Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu PENDAHULUAN Pasir besi merupakan endapan sekunder plaser yang berasal dari perombakan endapan primer bijih besi hasil proses hidrotermal, kontak metasomatis, atau sedimentasi, pada batuan vulkanik Evans, 1993;Tjahjono, dkk., 2008. Secara umum komposisi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis dalam industri semen dan pembuatan baja terdiri atas mineral magnetite Fe O , ilmenite FeTiO , hematite Fe O , 3 4 3 2 3 dan Limonite Moon, dkk., 2006;Dipatunggoro, 2012, bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti kuarsa, kalsit, felspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin Rahmad, 2016. ...... Penyebaran endapan pasir besi yang tinggi berada di sekitar pantai selatan Jawa yang salah satunya berada di daerah Grabag, Purworejo, Jawa Tengah, hingga mencapai 54,17% Bronto, 2007 dan telah ditambang oleh PT. Antam dari tahun 1987 hingga tahun 2007 Rahmad, 2016. Karakter dan sebaran pasir besi di daerah tersebut belum sepenuhnya diketahui karena tertutupi oleh aluvium yang tebal, sehingga dibutuhkan metode geofisika untuk mengetahui penyebaran di bawah permukaan. ...The potential of iron sand in Grabag area and its surrounding, Central Java Province, is not fully known yet because it is covered by thick alluvium, so that mining activities are done unmanaged without seeing the effect of environmental damage caused. This study uses reduction to the pole and upward continuation processing and analysis for Geomagnetic data in order to spread of lateral magnetic anomalies map and forward modelling for vertical magnetic anomalies 2D cross-sections. Based on the dispersion of magnetic anomaly, it is known that iron sand potential in the research area is located on old alluvium deposits with depth around 60 m and young coast alluvium sedimentation with depth around of 20 m, forming a lens as sand dump or river bank, followed by lane of ancient river flow pattern with thickness reaching ±10 m. The potential area is estimated to reach 26,329,188 m² with the calculation of hypothetical reserves reaching 69,575 Ton on the southwest and 5,880, 213 Ton in the northwest of the research area. The results of this study are expected to be used as reference for further research, so that it can menage iron sand mining activities more regularly and not caused environmental Geomagnetic, Iron Sand, Alluvium.... Pada waktu bersamaan di daerah Pegunungan Selatan diendapkan pula Formasi Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu PENDAHULUAN Pasir besi merupakan endapan sekunder plaser yang berasal dari perombakan endapan primer bijih besi hasil proses hidrotermal, kontak metasomatis, atau sedimentasi, pada batuan vulkanik Evans, 1993;Tjahjono, dkk., 2008. Secara umum komposisi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis dalam industri semen dan pembuatan baja terdiri atas mineral magnetite Fe O , ilmenite FeTiO , hematite Fe O , 3 4 3 2 3 dan Limonite Moon, dkk., 2006;Dipatunggoro, 2012, bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti kuarsa, kalsit, felspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin Rahmad, 2016. ...... Penyebaran endapan pasir besi yang tinggi berada di sekitar pantai selatan Jawa yang salah satunya berada di daerah Grabag, Purworejo, Jawa Tengah, hingga mencapai 54,17% Bronto, 2007 dan telah ditambang oleh PT. Antam dari tahun 1987 hingga tahun 2007 Rahmad, 2016. Karakter dan sebaran pasir besi di daerah tersebut belum sepenuhnya diketahui karena tertutupi oleh aluvium yang tebal, sehingga dibutuhkan metode geofisika untuk mengetahui penyebaran di bawah permukaan. ...The potential of iron sand in Grabag area and its surrounding, Central Java Province, is not fully known yet because it is covered by thick alluvium, so that mining activities are done unmanaged without seeing the effect of environmental damage caused. This study uses reduction to the pole and upward continuation processing and analysis for Geomagnetic data in order to spread of lateral magnetic anomalies map and forward modelling for vertical magnetic anomalies 2D cross-sections. Based on the dispersion of magnetic anomaly, it is known that iron sand potential in the research area is located on old alluvium deposits with depth around 60 m and young coast alluvium sedimentation with depth around of 20 m, forming a lens as sand dump or river bank, followed by lane of ancient river flow pattern with thickness reaching ±10 m. The potential area is estimated to reach 26,329,188 m² with the calculation of hypothetical reserves reaching 69,575 Ton on the southwest and 5,880, 213 Ton in the northwest of the research area. The results of this study are expected to be used as reference for further research, so that it can menage iron sand mining activities more regularly and not caused environmental Geomagnetic, Iron Sand, Alluvium.... Pada waktu bersamaan di daerah Pegunungan Selatan diendapkan pula Formasi Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu PENDAHULUAN Pasir besi merupakan endapan sekunder plaser yang berasal dari perombakan endapan primer bijih besi hasil proses hidrotermal, kontak metasomatis, atau sedimentasi, pada batuan vulkanik Evans, 1993;Tjahjono, dkk., 2008. Secara umum komposisi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis dalam industri semen dan pembuatan baja terdiri atas mineral magnetite Fe O , ilmenite FeTiO , hematite Fe O , 3 4 3 2 3 dan Limonite Moon, dkk., 2006;Dipatunggoro, 2012, bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti kuarsa, kalsit, felspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin Rahmad, 2016. ...... Penyebaran endapan pasir besi yang tinggi berada di sekitar pantai selatan Jawa yang salah satunya berada di daerah Grabag, Purworejo, Jawa Tengah, hingga mencapai 54,17% Bronto, 2007 dan telah ditambang oleh PT. Antam dari tahun 1987 hingga tahun 2007 Rahmad, 2016. Karakter dan sebaran pasir besi di daerah tersebut belum sepenuhnya diketahui karena tertutupi oleh aluvium yang tebal, sehingga dibutuhkan metode geofisika untuk mengetahui penyebaran di bawah permukaan. ...The potential of iron sand in Grabag area and its surrounding, Central Java Province, is not fully known yet because it is covered by a thick alluvium, so that mining activities are done unmanaged without seeing the effect of environmental damage caused. This study uses reduction to the pole and upward continuation processing and analysis for Geomagnetic data in order to spread of lateral magnetic anomalies map and forward modelling for vertical magnetic anomalies 2D cross-sections. Based on the dispersion of magnetic anomaly, it is known that iron sand potential in the research area is located on old alluvium deposits with depth around 60 m and young coast alluvium sedimentation with depth around of 20 m, forming a lens as sand dump or river bank, followed by lane of ancient river flow pattern with thickness reaching ±10 m. The potential area is estimated to reach 26,329,188 m² with the calculation of hypothetical reserves reaching 69,575 Ton on the southwest and 5,880, 213 Ton in the northwest of the research area. The results of this study are expected to be used as reference for further research, so that it can menage iron sand mining activities more regularly and not caused environmental damaged.... The ecological impact can be seen from the presence of noise pollution disturbing engine noise, the availability of groundwater, where mining is carried out to a depth of 10 meters and has touched the surface of groundwater, as a result of which groundwater which is a source of clean water for residents is sucked in as well and its availability is reduced. But this activity has no impact on the agricultural sector Rahmad 2006. ...... Aktivitas penambangan pasir besi di Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo telah dilakukan mulai tahun 1987. Namun, kini tidak ada aktivitas penambangan Rahmad, 2016. ...Gaby Nanda KharismaZulhan EffendyPurworejo is a regency on the southern coast of Java has a potential resource but due to the aspect of disaster risk, this regency is also classified in the disaster risk assessment index class starting from the low, middle and high classes. The research objective is to examine the physical characteristics and land use patterns of coastal areas in Purworejo Regency, Central Java to then determine the coastal area strategy in the area. The location of the study is Munggangsari Beach, Grabag District, Purworejo Regency, Central Java Province. The methods used in this study include literature studies, remote sensing, field surveys observation and measurement, and interviews. From the results of data and image analysis, there was an increase in livestock and pond fisheries activities in the Purworejo Coastal area from 2006 to 2014. The existence of these activities has the potential to harm the surrounding environment, one of which is groundwater quality. Whereas land use in the form of vacant and physical land generally decreases in area. This shows that from 2006 - 2016 there was high population pressure. Policy, technical capacity early warning system procurement is needed for the institution and strong emergency response mechanism in its Purworejo, Coastal Region, Disaster risk, Remote Sensing, Early Warning System AbstrakPurworejo sebagai kabupaten yang berada di wilayah kepesisiran selatan Pulau Jawa memiliki potensi sumberdaya tetapi bila ditinjau dari aspek risiko bencana kabupaten ini juga terkasifikasi pada kelas indeks kajian risiko bencana mulai dari kelas rendah, menengah, dan tinggi. Tujuan penelitian untuk mengkaji karakteristik fisik dan pola penggunaan lahan wilayah kepesisiran Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah untuk kemudian menentukan strategi wilayah kepesisiran pada daerah tersebut. Lokasi kajian yakni Pantai Munggangsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi studi literatur, penginderaan jauh, survei lapangan pengamatan dan pengukuran langsung, dan wawancara. Dari hasil analisis data dan citra terjadi peningkatan aktivitas peternakan dan perikanan tambak di wilayah Pesisir Purworejo dari tahun 2006 hingga 2014. Adanya aktivitas kegiatan tersebut berpotensi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar salah satunya terhadap kualitas airtanah. Sedangkan untuk penggunaan lahan berupa tanah kosong dan gisik pada umumnya terjadi penurunan luasan. Hal tersebut menunjukkan dari tahun 2006 – 2016 terjadi tekanan penduduk yang tinggi. Dibutuhkan kebijakan, kapasitas teknis pengadaan sistem peringatan dini pada lembaga serta mekanisme penanganan darurat bencana yang kuat dalam Kunci Purworejo, Wilayah Kepesisiran, Risiko bencana, Penginderaan Jauh, EWSGenesis endapan aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinya terhadap sumber daya geologiAhmad BharDan RahmadiTambaruBhar, Ahmad dan Rahmadi Tambaru. 2010. Analsis Kesesuiaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari di Kabupaten Polewali Mandar . Makasaar Universitas Hasannudin Bronto, S., 2007. Genesis endapan aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinya terhadap sumber daya geologi. Jurnal Geologi 2 No. 4 Desember 2007 207-215. Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57 Bandung Bronto, Sutikno. 2007. Genesis Endapan Aluvium Dataran Purworejo Jawa Tengah; Implikasinya Terhadap Sumber Daya Geologi. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 24. Hal Prerefereinsi Landskap Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Pengembangan Pariwisata Menuju Pada Pengelolaan Pesisir BerkelanjutanN KhakimD SoedarmaA MardiastutiSiregarVpM BoerKhakim, N, Soedarma, D, Mardiastuti, A, Siregar, VP, dan Boer, M. 2008. Analisis Prerefereinsi Landskap Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Pengembangan Pariwisata Menuju Pada Pengelolaan Pesisir Berkelanjutan. Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008 44 -59 n-lahan-pasir diakses pada tanggal 23 MaretDaftar Pustaka AnonimDAFTAR PUSTAKA Anonim. n-lahan-pasir diakses pada tanggal 23 Maret 2015Analisis Hidrokimia Airtanah Payau di Dusun KeseS B KusumayudhaP PratiknyoA Dan RiyantoKusumayudha, Pratiknyo, P.; dan Riyanto, A. 2004. Analisis Hidrokimia Airtanah Payau di Dusun Kese, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Gubernur DIY No 11 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah TahunAnonimAnonim. Peraturan Gubernur DIY No 11 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun Tentang Sifat Magnetik Sahala S, Arifin M , Penyunting 1997, Bahan Galian lndustri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi MineralFadhillah MufitHarman AmirSatria BijaksanaMufit, Fadhillah, Harman Amir, Satria Bijaksana, 2006, Kajian Tentang Sifat Magnetik Sahala S, Arifin M, Penyunting 1997, Bahan Galian lndustri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung Verstappen,H. Th. 1983. Applied Geomorphology. Amsterdam Elsevier Science publisher.