BacaJuga: Deretan Kartini Masa Kini Versi Warganet, Sosok Ibu Jadi Sorotan! Yuk, intip rekam jejak para pejuang feminisme di Indonesia! 1. R.A. Kartini. Gerakan feminisme dimulai sejak abad ke-18 dan berkembang pesat di abad ke-20an yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak politik bagi perempuan. Kartini adalah sosok yang dapat dikatakan

0% found this document useful 0 votes170 views4 pagesDescriptionBagoosss bangga akuOriginal Titlenaskah drama Kartini Copyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes170 views4 pagesNaskah Drama KartiniOriginal Titlenaskah drama Kartini Jump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

RadenAjeng Kartini merupakan seorang wanita yang berasal dari kelas bangsawan Jawa. Nama aya Kartini adalah Ario Sosroningrat. saat itu, Ario Sosroningrat adalah seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera ketika Kartini lahir. Ibunda dari Kartini adalah putri dari istri pertama sang bangsawan, tetapi bukan istri utama.

Sejarah Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, tak terlepas dari kisah dan pemikiran inspiratif dari sosok RA Kartini, putri Jawa yang dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan. Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan Indonesia yang berkat pemikirannya membuat emansipasi wanita kian meluaskan peran di masa kolonial, terikat pula dengan norma-norma budaya patriartki dalam kehidupannya sebagai perempuan Jawa, peran perempuan dianggap tak setara dengan laki-laki. Pemikirannya lugas menentang budaya turun temurun tentang peran perempuan yang lazimnya hanya menjalani kehidupan sebagai isteri, ibu dan dianggap tak mampu melakoni peran laki-laki. Seperti diberitakan Selasa 21/4/2020, Pengamat Sejarah Edy Tegoeh Joelijanto mengatakan bahwa RA Kartini ingin menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya 'konco wingking'. Baca juga Hari Kartini, Kemenkes Dorong Perempuan Berani Cuti Haid Artinya, perempuan bisa berperan lebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam bidang pendidikan. "Perempuan juga bisa menentukan pilihan hidup, tak harus atas paksaan orantua dan perempuan juga bisa sekolah setinggi-tingginya," kata Edy yang pernah mengenyam pendidikan di UKDW Yogyakarta dan Universitas Putra Bangsa literatur sejarah, RA Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Putri Jawa yang dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan yang dibesarkan di sebuah keluarga ningrat Jawa. Ayahnya seorang Bupati Jepara bernama Raden Mas Ario Adipati Sosroningrat, dan ibunya, putri dari seorang guru agama di Teluwakur, Jepara, bernama Ngasirah. Baca juga Kisah Kartini yang Tak Ingin Hidup Lebih dari 25 Tahun Kartini berasal dari keluarga yang terpandang. Seperti diberitakan Selasa 21/4/2020 lalu, kakeknya adalah Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang menjadi bupati di usia yang sangat muda, yakni 25 tahun. Selain dari keluarga terpandang, ia juga berasal dari keluarga yang dikenal cerdas. Sebab, kakak laki-lakinya, Sosrokartono, dikenal sebagai orang yang ahli dalam bidang bahasa. Perjuangan untuk pendidikan perempuan Di masa itu, belum banyak perempuan yang dapat mengenyam pendidikan. Tidak seperti saat ini, baik laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Hingga usia 12 tahun, RA Kartini akhirnya memperoleh pendidikan di Europes Lagere School ELS, dan semua murid di sekolah ini diwajibkan berbahasa Belanda. Namun, tradisi Jawa menghentikan langkah putri Jawa itu mengenyam pendidikan di sekolah. Baca juga Kartini Bukan Cuma Penulis Surat, Dia Wartawati Pertama Nusantara

tekspembawa acara peringatan hari kartini. Yang terhormat ibu wakil rektor III Universitas Muhammadiyah Surabaya. Yang kami hormati ibu kepala prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia UMS. Serta teman-teman mahasiswa dan mahasiswi yang berbahagia. Puji syukur kehadirat allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kita semua masih bisa Film Kartini Foto Dok Legacy PicturesRaden Ajeng Kartini atau RA Kartini telah berjasa besar dalam hal emansipasi bagi perempuan di Indonesia. Jasanya tersebut dikenang hingga sekarang dan diperingati lewat Hari Kartini pada 21 April setiap dan perjuangannya terkait kesetaraan gender pun menginspirasi banyak pihak dalam membuat karya, salah satunya film. Ya, hingga kini, ada tiga film yang berkisah tentang RA saja film yang mengangkat kisah RA Kartini tersebut? Simak berikut ini, ya, Kartini. Foto Shutter Stock1. R. A. Kartini 1982Film pertama yang mengangkat kisah perempuan kelahiran 21 April 1879 tersebut adalah R. A. Kartini. Dirilis pada 1982, film ini disutradarai oleh Sjumandjaja dan dibintangi Yenny Rachman sebagai A. Kartini bercerita tentang sosok Kartini yang memperjuangkan hak perempuan. Pada masa itu, hak perempuan belum disetarakan dengan laki-laki, salah satunya dalam hal mendapatkan pendidikan. Film ini diadaptasi dari buku Biografi Kartini karya Sitisoemandari Surat Cinta untuk Kartini 2016Film Surat Cinta untuk Kartini memuat cerita fiksi dengan latar belakang sejarah. Karya sutradara Azhar Kinoi Lubis ini mengisahkan sosok Kartini dari sudut pandang tukang pos bernama film tersebut, dikisahkan Sarwadi tak menyangka bahwa salah satu surat yang ia antarkan adalah untuk Kartini. Paras Kartini yang ayu dan kepeduliannya terhadap rakyat kecil membuat Sarwadi langsung jatuh hati. Sarwadi kemudian patah hati kala Kartini dilamar oleh Bupati Rembang yang memiliki tiga Putrisari memerankan tokoh Kartini, sementara Sarwadi diperankan oleh Chicco Jericho. Film Surat Cinta untuk Kartini dirilis pada 21 April 2016 Kartini 2017Adegan di Film Kartini Foto Legacy PicturesPada 19 April 2017, dirilis film drama biografi berjudul Kartini garapan Hanung Bramantyo. Kartini dalam film ini diperankan oleh Dian tersebut berkisah tentang Kartini yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya, Ngasirah, menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Sebab, sang ibu tidak memiliki darah ningrat dan menjadi pembantu. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini pun berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang, baik ningrat ataupun bukan, terutama hak pendidikan untuk menampilkan Dian Sastrowardoyo, film Kartini juga dibintangi oleh Christine Hakim, Acha Septriasa, Ayushita, Reza Rahadian, hingga Adinia tiga film tentang Kartini di atas, mana yang belum pernah kamu tonton, Ladies?

HariKartini dirayakan pada tanggal 21 April setiap tahunnya.Perayaan Hari Kartini bertujuan untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini atau RA Kartini dalam meperjuangkan hak-hak wanita di Indonesia.. Kartini disebut sebagai salah satu pelopor atau tokoh perempuan Indonesia yang memperjuangkan dan mengangkat status perempuan.

67% found this document useful 6 votes13K views4 pagesDescriptionSEMOGA BERMANFAATCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?67% found this document useful 6 votes13K views4 pagesNaskah Drama KartiniJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
PerjumpaanKiai Sholeh Darat dengan RA Kartini, adalah saat RA Kartini berkunjung ke rumah pamannya seorang bupati Demak. Di saat itulah Kiai Sholeh Darat sedang mengadakan pengajian yang berisi tentang tafsir surah Al-Fatihah. RA Kartini yang tak sengaja mendengar isi kajian itu lantas tertarik dengan cara penyampaian Kiai Sholeh Darat.
Haaiii hhaiii semuaa... Silahkan yang butuh naskah drama untuk acara tutup tahun atau lain sebagainya. Belum perfect siih, tapi semoga bisa membantu. Untuk kritik, saran, atau mungkin request silahkan ke laelasafitri93 ~RADEN AJENG KARTINI~ Narator Raden Ajeng Kartini, sosok pahlawan emansipasi wanita yang telah berhasil memperjuangkan hak yang kini didapatkan oleh para wanita Indonesia. Dimana para wanita Indonesia kini dapat mengenyam pendidikan yang setara dengan kaum lelaki. Berbeda dengan saat terdahulu, dimana kaum wanita hanya bisa menggantungkan nasibnya pada adat istiadat setempat. Seperti halnya Raden Ajeng Kartini yang hanya bisa mengenyam pendidikan dasar, dan itupun tidak sampai tuntas. Terkisahlah pada tahun 1891, Raden Ajeng Kartini harus mengakhiri masa belajar bersama kawan-kawannya di sekolah, yang kemudian harus menerima pinangan dari seorang bangsawan asal Rembang. STEP 1 Ayah Kartini “Kartini... Kemarilah Nak. Kartini.. Kartiniiiiiiiiii” Kartini “Ayah memanggilku, ada apa?” Ayah Kartini “Kartini, aku ingin berbicara padamu.” Kartini “Bicaralah Ayah, aku akan mendengarkan.” Ayah Kartini “Kartini, dua hari yang lalu Raden Aryo Singgih telah datang kepadaku, dia mengutarakan keinginan hatinya untuk meminangmu.” Kartini “Meminangku, Ayah? Diusiaku yang sebelia ini? Tidak Ayah. Aku tidak mau.” Ayah Kartini “Nak, sudah waktunya kau menikah. Terimalah pinangan dari Raden Aryo Singgih. Dia adalah seorang bangsawan Rembang, bersamanya hidupmu akan tercukupi.” Kartini “Ini bukan masalah kecukupan hidupku Ayah, tapi masa depanku.” Ayah Kartini “Masa depanmu telah berada di depan mata. Setelah menikah nanti, itulah masa depanmu.” Kartini “Tidak Ayah. Bukan itu yang aku maksud. Aku tau Ayah, menikah berarti memberhentikan sekolahku. Dan aku tidak menginginkannya. Aku ingin tetap bersekolah Ayah.” Ayah Kartini “Kartini!” membentak Kartini “Ayah, jangan paksa aku.” Ayah Kartini “Jangan mencoba untuk membantah lagi Kartini.” Kartini “Ayah, aku hanya ingin sekolah. Aku tidak ingin dinikahkan terlebih dahulu.” Ayah Kartini “Ini adalah ketetapan adat istiadat, Kartini. Setelah dipingit, kini tibalah saatnya agar kau menikah.” Kartini “Aku mengerti Ayah, tapi setelah menikah hidupku tak lagi sama. Aku ingin menjadi wanita yang berpendidikan, Ayah. Untuk kali ini saja, ijinkan aku untuk bersekolah seperti mereka. Aku mohon Ayah” Kartini berlutut kepada Ayahnya Ayah Kartini “Tidak! Aku adalah ayahmu. Akulah yang berhak menentukan masa depanmu. Kau tak perlu meneruskan sekolahmu itu Kartini. Bisa menulis dan membaca itupun sudah cukup. Kau akan tetap menikah.” Kartini “Ayah . . .” Ayah Kartini meninggalkan Kartini. Kartini “Apakah semua wanita harus sepertiku? Hanya diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan dasar dan kemudian harus dinikahkan. Sedangkan mereka, kaum lelaki, mereka bisa merasakan pendidikan dengan tingkatan yang lebih tinggi. Mereka berhak memimpin. Mereka berhak berbicara. Itu semua karena mereka berpendidikan. Sedangkan aku? Apa hakku? Apa yang bisa kukatakan dan apa yang bisa kulakukan? Kini aku hanya bisa berdiam diri, menerima dan menuruti perintah Ayah. Ini semua tak adil bagiku” monolog STEP 2 Narator Kartini berjalan dan terus berjalan, mencari tempat untuknya mencurahkan kepedihan. Di dalam benaknya hanya terpikirkan sosok para sahabatnya yang kerap dengan setia mendengarkan keluh dan kesahnya. Dilain sisi Rosa Abendanon baru saja menerima sebuah surat dari Kartini, dan ia pun membacanya. Rosa membaca sebuah surat “Kepada sahabatku, Rosa Abendanon. Bahasa mana sebenarnya, meskipun kita kuasai dengan baik, dapat mengutarakan getaran jiwa setepat-tepatnya, bahasa semacam itu tidak ada, hanya ada bahasa yang ajaib yang tak terucapkan, yang tak berwujud kata-kata maupun lambang huruf, tetapi artinya dapat dipahami oleh siapapun yang memiliki perasaan. Bahasa yang demikian itu adalah bahasa mata yang suci nan bersih, cermin jiwa yang cerah. Saya sangat sayang pada kaum wanita, saya menaruh hati pada nasibnya. Karena dia tidak dihargai dan ditindas seperti yang masih terdapat pada banyak negeri dalam abad yang terang ini. Tertanda, Kartini.” Tiba-tiba Kartini datang. Kartini “Rosa...” Rosa “Kartini..” Rosa menggapai tangan Kartini Kartini “Apa kau datang bersama Stella dan Van Kol? Mana mereka?” Rosa “Mereka tak bersamaku Kartini.” Kartini “Mengapa? Apa mereka sakit? Atau mereka pergi bersama?” Rosa “Tidak Kartini. Perlu kau mengerti. Stella, Van Kol dan juga diriku akan pergi ke Belanda. Kami akan memulai pendidikan yang lebih tinggi disana.” Kartini “Rosa.. Jangan katakan jika kau akan meninggalkanku Rosa. Aku mengerti, kau pasti akan membawaku bersama kalian kan?” Rosa “Maafkan kami Kartini. Tapi kami memang harus meninggalkanmu. Kami tau Ayahmu tak akan mengijinkanmu pergi ke Belanda.” Kartini “Lalu bagaimana denganku? Apa kau tau Rosa, seorang bangsawan Rembang telah datang kepada Ayahku. Dia ingin meminangku, Rosa. Dan Ayahku pun menyetujuinya. Sedangkan aku? Aku akan berhenti bersekolah.” Rosa “Kartini, aku tau ini berat bagimu. Tapi terimalah Kartini, karena ini adalah adat istiadatmu.” Kartini “Jadi Rosa? Kau tak lagi mempedulikanku?” Rosa “Bukan itu maksudku Kartini. Tapi ini adalah perintah dari Ayahmu. Dan kau pun pasti lebih mengerti bagaimana sikap Ayahmu itu.” Kartini “Rosa, bawalah aku bersamamu. Agar aku bisa tetap bersekolah. Dan aku pun tak perlu menerima pinangan dari bangsawan Rembang itu.” Rosa “Maafkan aku Kartini, tapi aku tak bisa melakukannya. Dan sekaranglah waktunya untukku pergi, Kartini.” Kartini “Tapi Rosa... Rosa...” Rosa meninggalkan Kartini. Namun Kartini berusaha mengejarnya. STEP 3 Narator Kepedihannya kini benar-benar tak terungkapkan. Masa sekolahnya harus terhenti dan dengan tiba-tiba para sahabatnya meninggalkan Kartini. Di dalam hati Kartini masih tersimpan secercah harapan untuk belajar. Hari-harinya ia isi dengan menulis surat kepada Tuan dan Nyonya Abendanon yang merupakan orangtua dari sahabatnya. Mereka telah seperti orangtua Kartini. Kartini terus bercerita tentang kehidupannya yang tak lagi bersekolah itu. Hingga Tuan Abendanon pun memberikan beasiswa kedokteran kepadanya. Kartini “Ayah.. Ayah.. Aaayyyyyaaaaaaaaahhhhh” Kartini berteriak Ayah Kartini “Ada apa Nak? Apa yang membuatmu senang seperti ini? Tak pantas seorang gadis berteriak seperti itu!” Kartini “Ayah, aku mendapatkan beasiswa kedokteran di Belanda. Berhari-hari aku menulis dan berkirim surat tentang pendidikanku Ayah, dan kini aku mendapatkan beasiswa untuk belajar di Belanda.” Ayah Kartini “Darimana kau mendapatkannya?” Kartini “Dari Tuan Abendanon, dia adalah ayah dari sahabatku. Ayah, ijinkan aku untuk pergi ke Belanda.” Ayah Kartini “Tidak Kartini, pendidikan itu memang penting. Apalagi dengan beasiswamu itu Ayah mengerti kau tak akan merepotkan. Tapi Kartini, untuk seorang wanita tak pantas untuk berpendidikan yang berlebihan.” Kartini “Ayah bilang ini berlebihan? Apa maksud Ayah? Aku hanya ingin bersekolah, Ayah.” Ayah Kartini “Ah sudahlah. Perintahku tetap sama dan tak bisa kau rubah. Kartini, Raden Aryo Singgih telah datang dan bermaksud menemuimu.” Aryo Singgih menghampiri Ayah Kartini dan Kartini. Ayah Kartini “Kemarilah Raden. Akan kutinggalkan kalian berdua. Bicaralah pada Kartini” Kartini “Ayahh..” Kartini mencoba memanggil Ayahnya, namun tak dihiraukan Raden Aryo Singgih “Kartini, bisakah aku meminta waktumu sebentar?” Kartini “Jika aku berkata tidak pun, aku tau kau akan menyita sebagian waktuku.” Raden Aryo Singgih “Kartini, tentunya kau telah mendengar ini dari Ayahmu. Bahwa aku ingin meminangmu.” Kartini “Berhenti membicarakan apa yang telah kuketahui Raden. Bukankah kau pun tau, untuk berbicara tentang hal meminang kau hanya perlu mengutarakannya pada ayahku. Sedangkan ayahku pun tak meminta kesediaan dari diriku.” Raden Aryo Singgih “Mungkin yang kau katakan itu memang benar Kartini. Tapi perlu kau ketahui, aku meminangmu karna aku mencintaimu.” Kartini “Cinta?? Kau bilang sebuah hasrat untuk memiliki adalah cinta? Sederhana sekali pemikiranmu itu Raden.” Raden Aryo Singgih “Tapi memang itulah yang aku rasakan Kartini.” Kartini “Itulah bedanya cinta yang kau miliki dengan cinta yang ada pada diriku Raden.” Raden Aryo Singgih “Aku tak mengerti maksud perkataanmu itu Kartini.” Kartini “Berbicara tentang cinta, dalam diri ini pun tersimpan sebuah cinta Raden. Namun cinta yang kupunya bukanlah cinta seperti yang kau anggap. Cinta ini bukanlah sekedar ingin memiliki. Cinta yang kusimpan sejak lama, adalah cinta yang tertuju pada mereka, pada kaum wanita.” Raden Aryo Singgih “Kartini, apa maksudmu? Aku benar-benar tak mengerti.” Kartini “Raden, jawablah pertanyaanku dahulu. Jika kau memiliki cinta pada seseorang, apa yang akan kau lakukan untuk mendapatkannya?” Raden Aryo Singgih “Tentu akan aku perjuangkan cintaku, Kartini.” Kartini “Begitu pula cinta ini Raden, aku pun ingin memperjuangkan cintaku. Aku ingin memerdekakan kaumku dari kebodohan. Dan untuk itu, tentunya akupun harus berpendidikan Raden.” Raden Aryo Singgih “Kini aku mengerti, Kartini. Tapi, bagaimana dengan ayahmu? Bukankah ia ingin agar kau menikah? Dan akupun menginginkan agar kau menikah denganku.” Kartini “Ayahku menikahkanku karna kau yang meminangku, Raden. Ini semua ada pada dirimu.” Raden Aryo Singgih “Jadi kau ingin agar aku membatalkan pinanganku?” Kartini “Tentu Raden. Memang itu yang aku inginkan. Aku ingin tetap bersekolah. Dan cara satu-satunya agar aku dapat bersekolah adalah menolak pinangan ini.” Raden Aryo Singgih “Lalu bagaimana dengan cintaku Kartini? Tak pantaskah aku merasakan cinta? Ini tak adil. Kartini, biarkan aku memperjuangkan cintaku ini. Aku berjanji akan berbicara pada ayahmu tentang keinginanmu untuk bersekolah.” Kartini “Lalu bagaimana jika ayahku tetap melarangku untuk bersekolah?” Raden Aryo Singgih “Baiklah, jika ayahmu tetap melarang, aku akan tetap mendukung cita-citamu itu. Akan kudirikan sekolah sebagai tempat untukmu belajar dan mengajar.” Kartini “Apakah ini cukup untuk meyakinkanku, Raden?” Raden Aryo Singgih “Iya Kartini, kau bisa memegang janjiku. Jika nanti aku mengingkarinya, kau berhak melakukan apapun yang kau mau.” Kartini “Jika memang benar ucapanmu itu, akan kupercayai kata-katamu. Dan akan kuterima pinanganmu Raden.” Raden Aryo Singgih “Terimakasih Kartini.” Kartini “Aku yang memang harus berterimakasih atas kebaikanmu Raden. Terimakasih.” Raden Aryo Singgih “Terimakasih kembali Kartini. Aku akan pergi menemui ayahmu sekarang juga” Raden Aryo Singgih meninggalkan Kartini. Kartini “Kupanjatkan syukur pada-Mu, Tuhan. Entah apa rencana-Mu. Tapi dengan kehendak-Mu aku akan kembali mengenyam pendidikan yang sempat kutinggalkan. Dan aku berjanji, aku akan menjunjung harkat kaumku. Akan kuperjuangkan pendidikanku bersama kaum wanita. Akan kudapatkan hakku bersama mereka. Dan akan kurubah dunia ini menjadi lebih baik lagi.” monolog Narator Inilah janji Kartini. Inilah cita-citanya. Memperjuangkan hak wanita untuk mendapatkan apa yang seharusnya ia dan kaumnya dapatkan. Dan beruntunglah kalian, para kaum wanita. Yang kini telah merasakan apa yang seharusnya didapatkan. Gunakan dan perjuangkanlah hak kalian sebagaimana mestinya. === THE END ===
SelamatHari KartiniNote :Video ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah "Tekhnik Penyiaran" dan untuk mengetahui apakah penerus bangsa tahu akan Peringat Solo - Kisah pahlawan nasional asal Jepara ini, yang terkenal dengan kumpulan suratnya yang dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang, ternyata sudah tiga kali difilmkan. Selain film berjudul Kartini 2017 dan Surat Cinta Kartini 2010, ternyata masih ada satu judul lagi yaitu Kartini 1982. Berikut kisah tentang film jadul Tentang Film Kartini 1982Film Kartini 1982 karya sutradara Sjumandjaja ini dibintangi oleh sederet aktor kondang pada masa itu, di antaranya adalah Yenny Rachman, Nani Widjaya, Bambang Hermanto dan Adi sampul VCD-nya dituliskan, film ini pernah meraih Piala Citra Terbaik 1983 untuk delapan kategori yaitu film, sutradara, aktris pendukung, skenario, sinematografi, penyuntingan, penata artistik, dan penata musik. Dikutip dari laman Film Indonesia, film yang diangkat dari buku Biografi Kartini karya Sitisoemandari Soeroto ini semula berdurasi 127 menit. Setelah dikoreksi, berdasarkan versi yang diputar di Kineforum Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 8 Maret 2017, durasi filmnya menjadi 163 Sinopsis film Kartini 1982Raden Ajeng Kartini lahir di Mayong, Jepara tanggal 21 April 1879. Ayahnya RM Aryo Sosroningrat, Wedana Jepara. Ibunya Mas Ayu Ngasirah, selir ayahnya. Meski demikian, Kartini mendapat pendidikan yang sama seperti adik-adik dan kakak-kakaknya dari lain pendidikan dan rajinnya membaca, seperti buku terbitan Belanda, Max Havelaar, Kartini mulai melihat kenyataan aneh di lingkungannya. Di lingkup kabupaten, hidupnya terasa berlebihan. Sementara di luar, untuk sesuap nasi saja para wanita harus bekerja itu, ibunya RA Kartini sendiri tidak berhak untuk makan bersama dengan ayahnya. Kartini pun merasakan hidupnya dilingkupi kesewenangan laki-laki. Jiwanya menjerit. Terlebih setelah ia menginjak dewasa. Kartini bersama saudara-saudara perempuan lainnya harus menjalankan kebiasaan Kartini itu kemudian diprotes keras oleh teman Kartini yaitu suami-istri Asisten Residen dan Residennya sendiri. Akhirnya mereka berhasil mengeluarkan Kartini, Kardinah, dan Rukmini dari pingitan. Sehingga, Kartini bisa mengajar membatik kepada para wanita dan Kardinah kemudian mendirikan sekolah di Kabupaten Jepara untuk memajukan kaumnya. Sekolah ini mendapat sambutan baik dari wanita-wanita, baik kaum ningrat maupun rakyat di saat sebagian cita-cita Kartini sudah terwujud, ia dipinang oleh Bupati Rembang Djojoadinigrat. Lamaran itu sebenarnya tidak dia inginkan karena takut cita-citanya kandas. Namun, pada masa itu tidak lazim menolak lamaran seorang Kartini terpaksa menerima lamaran itu dengan syarat suaminya membolehkan Kartini meneruskan cita-citanya. Bupati Djojoadiningrat menyetujui syarat tersebut. Kartini kemudian kawin dengan Bupati Djojoadiningrat, setelah istrinya, Soekarmilah, sutradara Sjumandjaja mendekati kisah populer ini dengan sikap romantik. Kopi 35 mm / VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia. Namun, kamu juga bisa menontonnya secara utuh di Youtube. Selamat menyaksikan. Simak Video "5 Film Indonesia dengan Penonton Terbanyak Sepanjang Sejarah" [GambasVideo 20detik] dil/sip
Selainitu, coba kita bandingkan kepahlawanan Cut Nyak Dien, ( 1848 - 6 November 1908 )seorang pahlawan perempuan dari Aceh 20 tahun lebih dahulu dari RA Kartini, dia merupakan panglima perang dan menentukan syarat kepada Teuku Umar jika ingin menikahinya.Tentu sikap Cut Nyak Din sangat bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh RA Kartini, yang membuat Cut Nyak Din lebih pantas
\n \n \n drama tentang ra kartini
Selainsebagai tugas CGP angkatan 5, RPP ini dapat digunakan sebagai refrensi pelaksanaan pembelajran Kelas 6 tema 7 sub tema 1 pembelajaran bahasan Kepemimpinan ( Tentang sosok wanita mulia pejuang pendidikan Indonesia yaitu Ibu R.A Kartini. Dalam RPP ini kegiatan pembelajarannya diantaranya adalah menyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini" dan Teks Pidato R.A Kartini. []

Bilatiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam." -RA Kartini. "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang." -RA Kartini. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang

.
  • g3c9qb7upb.pages.dev/115
  • g3c9qb7upb.pages.dev/615
  • g3c9qb7upb.pages.dev/438
  • g3c9qb7upb.pages.dev/959
  • g3c9qb7upb.pages.dev/290
  • g3c9qb7upb.pages.dev/49
  • g3c9qb7upb.pages.dev/355
  • g3c9qb7upb.pages.dev/416
  • g3c9qb7upb.pages.dev/352
  • g3c9qb7upb.pages.dev/360
  • g3c9qb7upb.pages.dev/78
  • g3c9qb7upb.pages.dev/846
  • g3c9qb7upb.pages.dev/952
  • g3c9qb7upb.pages.dev/333
  • g3c9qb7upb.pages.dev/7
  • drama tentang ra kartini